LENTERAJATENG, SEMARANG – Pembatasan penjualan tabung gas 3 kilogram oleh Kementerian ESDM beberapa waktu lalu, berimbas pada mulai langkanya tabung melon di tengah masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Yunika Wulandari (25), pemilik pangkalan di Palir, Ngaliyan. Kendati tak ada antrean, 50-70 tabung gas 3 kilogram di pangkalannya ludes dalam hitungan jam.
“Datang kemarin, habis juga kemarin. Di-drop siang, jam 20.00 WIB sudah habis,” kata Yunika, Rabu (2/5/2025).
Hingga saat ini, masik banyak warga yang mencari gas 3 kilogram tersebut. Namun ia sudah kehabisan stok.
“Sudah saya tulisi, gas habis. Tapi kemarin kasihan, subuh sudah datang, untuk masakin anak sarapan. Tapi gasnya habis, cari muter-muter tetap tidak dapat,” ungkapnya.
Soal larangan tersebut, ia berusaha mengikuti aturan yang ada. Namun menurutnya, berimbas langsung pada pengecer dan masyarakat.
“Warga yang biasanya beli ke pengecer, sekarang ke saya,” tutur Yunika.
Lain halnya dengan Edi (54), pemilik pangkalan gas di Mugassari juga mengeluh banyaknya permintaan dari luar warganya untuk membeli gas 3 kilogram. Padahal, ia hanya melayani kebutuhan rumah tangga warga setempat.
“Saya melayani rumah tangga, langsung ke warga. Ada kuotanya, 30 tabung setiap minggu,” kata wanita paruh baya itu.
Ia pun mengaku lebih mengutamakan warga sekitar yang berlangganan di pangkalan gas miliknya.
“Saya utamakan warga. Kan daripada mereka kalau nggak punya kasihan,” beber Edi.
Soal pembelian gas, Edi menyampaikan jika setiap NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang didaftarkan akan mendapat jatah 1 tabung.
“Setiap rumah kan ada 2 Kepala Keluarga. Mereka punya keluarga sendiri, saya kasih 1 NIK 1 tabung,” paparnya.
Pengecer Tak Mendapat Pasokan
Sementara, seorang pengecer Subiyono (82) mengaku sudah tak mendapat pasokan gas sejak dua minggu lalu.
“Kosongnya karena kita pengecer tidak boleh jualan. Orang-orang harus ke agen resminya. Hampir 20-an orang yang ke sini, nanya ada gas apa nggak. Setiap hari lah pasti ada yang tanya,” ujarnya.
Subiyono mengaku tak masalah jika ia mesti beralih sebagai pangkalan. Selama ia masih bisa melayani masyarakat sekitar.
“Kalau sub pangkalan pakai aplikasi, siap saja. Nanti kan ada petunjuk maksimal berapa, kita ikuti. Kalau diminta jual maksimal Rp 18 ribu misalnya, ya sudah nurut saja,” tandasnya.
Beredar Oplosan, Tabung Gas 3 Kilogram Mulai Langka
Kejadian kurang mengenakkan dialami Kamran (32). Kamran mengaku kesulitan mendapatkan tabung 3 kilogram untuk keperluan rumah tangga sejak akhir Januari. Ia kemudian mendapat tawaran dari tetangganya untuk membeli gas seharga Rp 25 ribu per tabung.
Biasanya, 1 tabung gas 3 kilogram saja bisa ia gunakan untuk satu bulan. Kamran menduga gas yang ia terima ternyata oplosan.
“Beratnya sama. Kayak gas 3 kilogram terisi. Begitu dipasang jarum indikator tidak naik. Jadi cuma naik sedikit,” tandasnya.