LENTERAJATENG, SEMARANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ungkap penyebab banjir yang hampir merata di Kota Semarang. Berdasarkan prakiraan, hujan lebat tersebut akibat perubahan iklim global yang memicu itensitas turunya hujan berubah.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan curah hujan lebat yang turun semalaman sejak Jumat (29/12/2022) hingga Sabtu (30/12/2022) membuat debit air di kota Semarang naik. Apalagi, curah hujan itu disebut mencapai 150 milimeter dan kalkulasi dari hujan-hujan di hari berikutnya.
“Berbahayanya itu hujannya enggak mau adil tiap hari satu-satu. Tapi karena dampak perubahan iklim global, yang harusnya turun satu bulan, jadi turun sehari,” kata Dwikorita saat memaparkan strategi penanggulangan bencana banjir di Kota Semarang dan Jawa Tengah bersama BNPB di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Senin (2/1/2023).
Hujan satu bulan namun turun dalam waktu sehari itu, terang Dwikorita, menjadi penyebab cuaca ekstrem melanda wilayah Jateng, tak terkecuali di Kota Semarang. Pihaknya pun kini berupaya mengendalikan curah hujan dengan pengoperasian pesawat Cassa yang didukung kesiapan tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi hujan lebat di Jateng.
“Petugas dari tim TMC masih mengusahakan sebelum masuk ke Laut Jawa agar awannya mau dipaksa turun. Kami memang tidak bisa memaksa, tapi semoga yang terjadi hujannya tidak lebat,” paparnya.
Angin Kencang
Lebih lanjut, selain kondisi hujan lebat angin kencang juga menambah cuaca makin ekstrem dan sulit dikendalikan. Apalagi, angin kencang saat ini disebut mencapai 36 knot atau bisa mencapai 60 kilometer per jam.
“Ini membuat adanya bencana lain selain banjir. Seperti pohon tumbang, rumah roboh, tanah longsor. Ini juga harus diwaspadai,” sambungnya.
Dwikorita pun menyampaikan 35 kabupaten/kota di Jateng harus tetap waspada hingga sepekan kedepan. Sebab, prakiraan cuaca ekstream masih terjadi hingga tanggal 10 Januari 2023.
“Meski itensitasnya sedang sampai lebat, tapi sedang sudah cukup bisa membuat genangan. Sampai tanggal 3 nanti lebat. Terus tanggal 4 istirahat (tenang), 5-8 sedang sampai lebat. Tanggal 9-10 ringan,” imbuhnya.
Rekayasa Cuaca, BMKG Ungkap Penyebab Banjir di Kota Semarang
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengungkapkan BMKG telah melakukan rekayasa cuaca sebanyak tujuh kali sejak Minggu (1/1/2023). Cuaca ekstrem yang sebelumnya sempat diprediksi terjadi hingga Rabu (3/1/2023), hari ini tampak lebih baik.
“Maka kenapa kemarin saya komunikasi langsung dengan BMKG agar ada rekayasa, jadi agar tidak di hilirnya, tapi di hulunya juga, yaitu hujan. Itu dibuat diturunkan semuanya ke laut, nah itu dilakukan tujuh kali, jadi itu tindakannya. Kalau itu semua selesai ya Insya Allah akan lebih terkendali, butuh biaya mahal, butuh waktu butuh kesabaran, dan butuh penjelasan kepada masyarakat,” tutup Ganjar.