LenteraJateng, SEMARANG – Harga bahan bakar minyak (BBM) yang naik sejak awal September lalu menjadi momentum masyarakat untuk kembali menggunakan transportasi umum. Dampak positif lain dari penggunaan transportasi umum yaitu dapat mengurangi polusi udara.
Komunitas Peduli Transportasi Semarang (KPTS) kemudian mengajak masyarakat untuk lebih produktif dengan menggunakan angkutan umum. Ketua KPTS, Theresia Tarigan mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum seperti BRT Semarang dan angkutan kota (angkot).
“Karena itu bisa membantu penghematan pengeluaran ya, kalau pakai angkutan umum bisa mengurangi pemborosan. Jadi biaya mobilitas bisa disalurkan untuk kebutuhan lain seperti mencukupi makanan yang bergizi dan kaya bernutrisi untuk keluarga atau mungkin bisa ditabung,” ujarnya, Kamis (15/9/2022).
Menurutnya, menggunakan transportasi umum di tengah kenaikan BBM akan menjadikan masyarakat lebih hemat, sehat, dan produktif.
Berdasarkan pengamatan KPTS, pengguna angkutan umum di Kota Semarang saat ini semakin meningkat pasca pandemi. Hal ini tentunya harus terus dikembangkan dan dilanjutkan, terutama di masa kenaikan BBM ini.
“Jadi ini adalah momen yang tepat untuk mencoba naik transportasi umum. Jadi kami mengajak masyarakat khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi untuk menjadikan transportasi umum sebagai pilihan dan prioritas kendaraan,” ungkap Theresia.
Lebih lanjut, untuk mendukung peralihan kendaraan pribadi ke kendaraan umum, KPTS meminta Pemkot Semarang untuk membangun rusun bagi para pekerja yang lokasinya berdekatan dengan lokasi industri maupun perusahaan.
“Sehingga para pekerja tidak khawatir terlambat jika melakukan perjalanan ke tempat kerja menggunakan angkutan umum. Dan juga tidak tergantung pada kendaraan bermotor, kalau rusunnya dekat kan bisa dijangkau dengan angkot,” lanjutnya.
Kendati demikian, ia juga mendorong Pemkot Semarang untuk lebih memperhatikan angkutan kota (angkot) yang semakin sepi penumpang pasca kenaikan harga BBM. Pemkot disarankan untuk bisa membuat jadwal keberangkatan angkot secara pasti dengan masing-masing rutenya.
“Angkot sepi karena mungkin tidak ada kepastian jadwal. Seharusnya Pemkot Semarang bisa mengevaluasi ini dengan jadwal dan rutenya dibuat lebih baik dan tertib lagi,” pungkasnya.