LENTERAJATENG, SEMARANG – Komitmen mewujudkan ketahanan pangan, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu terus menggerakkan pertanian perkotaan. Satu di antaranya meminta Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk memasukkan pendidikan Urban Farming dalam kurikulum merdeka belajar.
Hal itu disampaikan Ita, sapaan akrab Plt Wali kota usai melakukan penebaran benih Ikan Nila dan penanaman bibit sayuran di lingkungan SMP N 11 Semarang, Jumat (20/1/2023). Bersama siswa didik, Ita juga memanen Ikan Lele serta sayuran hidroponik.
“Kegiatan pertanian dapat menjadi sarana pendidikan karakter seperti melatih kesabaran, rasa ingin tahu, team work dan menjauhkan anak dari main HP,” ungkap Ita.
Dalam pertanian lanjutnya, semua butuh waktu, proses dan kesabaran sampai dapat dipanen. Karakter inilah yang akan ditumbuhkan dan dilatih kepada anak-anak.
Harapannya berawal dari anak-anak, kegiatan bertanam juga akan menular pada orang tua dan lingkungan sekitar.
Ita berharap agar pelaksanaan kurikulum merdeka belajar tidak hanya dipenuhi dengan teori, melainkan diisi praktek yang bisa diimplementasikan di rumah sehingga lebih menyenangkan. Pemkot Semarang melalui Dinas Pertanian juga akan menambahkan anggaran untuk dukungan bibit maupun pelatihan pembibitan.
Ia optimis, bertani akan ikut mencegah krisis pangan yang diproyeksikan terjadi di tahun ini.
Tak hanya dinikmati untuk keluarga, hasil bertani urban farming mulai dari sayuran, beternak ikan dan sejenisnya akan mengurangi pengeluaran keluarga. Bahkan, jika ditekuni hasilnya akan berlebih, dapat dijual dan menjadi penghasilan tambahan.
“Presiden sudah mewanti-wanti untuk masalah pangan yang berpotensi terjadinya inflasi serta krisis pangan,” tutur Ita.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo menurut Ita, ada empat bahan pangan pemicu inflasi. Antara lain, beras, telur, daging dan tomat.
“Alhamdulillah dengan bertanam, kita tidak akan panik kalau ada harga cabe atau tomat melambung. Tinggal petik di pekarangan saja bisa dimasak,” tuturnya. (PTT)