LENTERAJATENG, KENDAL – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan bantuan keuangan (Bankeu) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah senilai Rp 94.666.750.000, sebagai stimulan pertumbuhan ekonomi. Bantuan untuk kelompok masyarakat dan Pemerintah Kendal tersebut ditujukan untuk beberapa sektor, yaitu sektor ekonomi, sosial, pertanian, dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami menyerahkan bantuan untuk beberapa sektor. Ada untuk desa, ada rumah tidak layak huni, bantuan petani dan bantuan rumah ibadah,” kata Ganjar usai penyerahan Bankeu secara simbolis di Kantor Desa Sidorejo Brangsong, Kendal, Kamis (8/6/2023).
Ganjar menjelaskan, bantuan diserahkan karena saat ini sudah memasuki Juni. Harapannya, seluruh anggaran betul-betul tereksekusi dengan tepat karena akan menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi. Ia juga ingin, melihat secara langsung progres pemanfaatan bantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa itu berjalan sesuai rencana, tepat sasaran dan bermanfaat.
Program ini sengaja didesain untuk intervensi, khususnya terkait kesejahteraan masyarakat, peningkatan ekonomi, dan penanganan kemiskinan.
“Contohnya tadi penurunan angka kemiskinan ekstrem dan program stunting. Maka intervensi-intervensi sudah masuk,” tuturnya.
Selain, tidak boleh melupakan penyandang disabilitas yang bisa mendapatkan akses ini sehingga mereka pun musti mendapat perhatian. Termasuk kemudian, dari Pemprov meminta target-target yang sudah direncanakan akankah tercapai pada akhir tahun ini.
Ganjar menjelaskan, percepatan realisasi bantuan keuangan dari pemerintah daerah harus dikerjakan sejak Juni ini. Hal itu dilakukan agar anggaran dan program yang disiapkan benar-benar efektif diterima manfaatnya oleh masyarakat. Sebab, ada kebiasaan percepatan dilakukan ketika sudah memasuki September, sehingga sangat mepet.
“Saya ambil di tengah bulan ini agar tidak terlambat. Biasanya orang mengejar sudah di September, baru dikebut. Sekarang mumpung masih Juni cepat dikebut, diselesaikan, dieksekusi, agar kemudian anggaran yang kita sediakan betul-betul efektif bisa sampai ke masyarakat. Pesan saya satu, jangan dikorupsi dan jaga kualitas,” tuturnya.
Ia menjelaskan, bahwa percepatan penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah terus digenjot. Penyerahan bantuan keuangan itu juga menjadi sarana untuk menurunkan angka kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem. Selain bantuan dari pemerintah yang bersumber dari APBD, sumber anggaran lain dari Baznas, CSR, filantrop, dan kelompok peduli juga digerakkan.
“Beberapa tahun terakhir kami bisa menurunkan lebih banyak, tapi karena ada pandemi kemarin itu kan meningkat. Tidak bisa dimungkiri itu. Tapi tugas kami tidak usah menyalahkan pandemi, kejar saja, genjot saja sekarang dengan intervensi-intervensi yang lebih banyak lagi,” katanya.