LenteraJateng, JEPARA – FABA (fly ash dan bottom ash) ternyata bisa dimanfaatkan jadi campuran paving blok, batako, dan konstruksi jalan. Pemanfaatan ini merupakan upaya agar FABA tidak mencemari lingkungan sekitar.
FABA adalah partikel halus sisa hasil pembakaran batubara. Abu yang naik dan terbang disebut fly ash sedangkan yang tidak naik disebut bottom ash. Sumber utama FABA berasal dari proses pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan proses pembakaran batubara pada boiler atau tungku pada industri.
Di PLTU Tanjung Jati B, yang berada di kecamatan Kembang, Jepara, puluhan ribu ton FABA dihasilkan setiap bulannya. Agar tidak mengotori lingkungan sekitar, sisa pembakaran tersebut kemudian dimanfaatkan untuk campuran pembuatan paving blok dan batako
Tim Jelajah Energi berkesempatan melihat pembuatan paving blok berlangsung di workshop yang ada di area PLTU Tanjung Jati B. Setiap bulan, ribuan paving dan batako di produksi dengan bantuan mesin dan tenaga manusia.
Untuk diketahui Bottom Ash bisa berfungsi sebagai pengganti air. Sedangkan Fly Ash untuk pengganti semen.
Puluhan Ribu Paving di Produksi Setiap Bulan, FABA Dimanfaatkan Jadi Paving
“Kami biasanya mendapatkan surat perintah produksi setiap bulan. Awal bulan akan turun SPP-nya, apakah paving saja, batako, atau keduanya,” kata Mustajib, selaku PIC Gudang Pemanfaatan FABA PLTU Tanjung Jati B.
Setiap awal bulan, SPP dari PLN akan mencatatkan jumlah produksi paving, batako atau keduanya. Di bulan Juli saja, produksi untuk paving mencapai 57.600 buah.
“Kalau Juni kemarin 28 ribu sekian untuk paving dan untuk batako 9600 buah. Satu hari kami mampu di 2400 sampai 2800 sehari untuk paving. Untuk batako 750 sampai 800 perhari.
Meski rasio persentase produksinya masih rendah Mustajib mengaku masih terus mengusahakan pemanfaatan FABA agar bisa dalam jumlah banyak. Seperti kemungkinan memanfaatkan faba untuk kontruksi dan campuran jalan.