LenteraJateng, SEMARANG – Sepekan terakhir, empat daerah di Jateng alami longsor dan banjir. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprakirakan terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah.
Kepala Bidang Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Diki Ruli menuturkan, empat daerah tersebut adalah Cilacap, Banyumas, Kebumen dan Purworejo yang diguyur hujan sejak pekan lalu.
“Jadi dalam sepekan ini terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di empat Kabupaten seperti Cilacap, Kebumen , Banyumas dan Purworejo. Warga terdampak banjir di Cilacap ada 2800 warga atau 720 KK,” ungkap Diki, pada Selasa (11/10/22).
Diki menjelaskan, daerah selatan Jawa Tengah telah memasuki intensitas hujan cukup tinggi pada sejak awal Oktober. Hal ini berimbas pada sejumlah wilayah mulai terendam banjir dan terjadi bencana longsor.
“Memang betul untuk daerah selatan jateng sudah masuk musim hujan,” jelasnya.
Ia menuturkan, dampak banjir di Cilacap membuat lebih dari 2.800 warga terendam banjir sejak lalu lantaran air sungai meluap.
“Banjir di Cilacap karena sungai meluap ya, longsor juga nihil korban jiwa,” terangnya.
Kejadian luapan di Cilacap sebetulnya sudah kerap terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Hal ini mengingat kondisi topografi wilayah terdampak yang berada di cekungan sungai.
“Tahun-tahun sebelumnya tanggul yang pecah, kalau tahun ini luapan. Daerah terdampak itu daerah cekungan. Jadi kalau ada air masuk, susah keluar,” imbuhnya.
Sementara di Kabupaten Purworejo puluhan rumah terdampak longsor dan tujuh diantaranya rusak.
“Kalakhar kami, Bapak Bergas meminta untuk melakukan mitigasi, misalnya tanggul mandiri di lingkungan warga masing-masing. Ini bisa menjadi solusi awal sembari menunggu dari pemerintah,”
Harapannya, warga bisa mengantisipasi kejadian bencana dan adanya peringatan dini bisa cepat diterima masyarakat.
Diki juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap bencana hidrometeorologi. Ia juga meminta agar masyarakat untuk terus memantau informasi dari BMKG.
“Tolong masyarakat tetap waspada dan berhati-hati,” imbuhnya.