LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota mendukung Trans Semarang, menggunakan bus listrik sebagai kendaraan operasional.
Dukungan tersebut tersirat dalam rapat kerja bersama Dinas Perhubungan (Dishub) dan BLUD Trans Semarang, Selasa (14/10/2025).
Satu di antara pembahasan utama adalah rencana penggunaan bus listrik Trans Semarang, serta pembenahan sistem parkir yang dinilai penting untuk meningkatkan pelayanan publik dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Dini Inayati mendorong, agar koridor dengan topografi yang memungkinkan dipersiapkan sejak awal untuk beralih ke bus listrik.
“Jika anggaran belum memungkinkan untuk seluruh koridor, setidaknya dilakukan penggantian dan peremajaan. Jangan lagi menggunakan bus yang sudah tidak layak. Masyarakat Kota Semarang berhak mendapatkan fasilitas yang sama dan aman,” katanya.
Politikus PKS tersebut menekankan, modernisasi transportasi publik tidak hanya soal teknologi listrik, tetapi juga keselamatan dan kenyamanan warga.
“Bus Trans Semarang harus menghadirkan layanan yang setara untuk semua warga. Jangan sampai ada bus yang sudah tidak layak tetap beroperasi hanya karena belum ada pengganti, sudah berapa kali ditahun ini Bus Trans Semang bermasalah saat beroperasi,” tuturnya.
Dini menyoroti, persoalan parkir yang selama ini dinilai belum memberikan kontribusi maksimal terhadap PAD. Ia menilai, Kota Semarang dapat belajar dari sistem parkir Yogyakarta yang lebih akuntabel dan tertata.
“Akuntabilitas parkir di Yogya bisa jadi contoh, analisis potensi parkir per titik dan per petugas harus dilakukan dengan template yang jelas seperti di sana. Akan ada pihak yang merasa dirugikan, tapi pembenahan ini penting untuk meningkatkan PAD Kota Semarang,” tuturnya.
Ia menegaskan, selama ini kebocoran parkir justru lebih besar terjadi pada parkir resmi dibanding parkir liar.
Dini mendukung, langkah Wali Kota Semarang dalam perubahan anggaran meminta BRIDA (Badan Riset Daerah) melakukan survei potensi parkir se Kota Semarang. Namun, ia menekankan bahwa survei harus disertai kajian potensi dan skema penghitungan yang jelas di setiap titik.
“Jika belum bisa menyeluruh, lakukan secara bertahap di titik-titik tertentu. Yang penting akuntabel dan memberi manfaat bagi warga serta daerah,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Kusnandir menyampaikan, pada Agustus 2026, Kota Semarang akan mulai mengoperasikan bus listrik di Koridor 1, dengan rencana pengadaan 27 unit bus listrik oleh konsorsium.
“Implementasi akan dilakukan secara bertahap ke koridor-koridor lain pada tahun-tahun berikutnya,” katanya.