LenteraJateng, SEMARANG – Dinas ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) Jateng pastikan pasokan gas elpiji masih aman. Selain, Dinas ESDM Jateng juga pastikan terus pantau potensi terjadinya migrasi dari non subsidi ke gas elpiji subsidi 3 kilogram.
Ia mengatakan, langkah tersebut merupakan instruksi Gubenur Jateng untuk berkoordinasi dengan Pertamina sejak pengumuman kenaikan harga gas nonsubsidi. Untuk saat ini, Dinas ESDM Jateng pastikan pasokan aman, dan belum terjadi adanya migrasi.
“Jadi ada dua poin penting dari instruksi itu, yakni memastikan pasokan dan memantau migrasi dari gas nonsubsidi ke subsidi. Untuk indikasi terjadinya migrasi bisa terbaca kalau permintaan elpiji 3 kilogram naik, sementara penjualan 12 kilogram turun,” kata Sujarwanto.
Pihaknyaa telah melakukan pemantauan pasokan gas, bersama Pertamina dan Hiswana Migas serta 12 kantor cabang dinas yang ada di Jawa Tengah. Pasca kenaikan harga pada 27 Februari 2022 lalu, permintaan masyarakat masih wajar dan stok masih relatif aman, baik gas nonsubsidi maupun gas subsidi.
“Kami tetap menjaga agar tidak terjadi migrasi. Kalau terjadi migrasi maka kami akan atur distribusinya dan harapannya itu nanti bisa tepat sasaran. Pengusaha dan rumah tangga, kami harapkan tidak tergantung elpiji,” tuturnya.
Ia juga menghimbau, masyarakat untuk menggunakan kompor listrik atau kompor induksi karena lebih hemat dibanding elpiji 3 kilogram. Selain mengurangi ketergantungan terhadap gas elpiji juga dapat menghemat energi.
Selain memantau distribusi gas elpiji, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah bersama Pertamina juga memantau pasokan BBM di Jawa Tengah.
Hal itu sebagai tindak lanjut dari kenaikan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex per 3 Maret 2022.
“Kami juga pantau terus terkait kebijakan kenaikan BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Stok untuk semua jenis BBM tersedia aman di atas tiga hari di semua wilayah Jateng. Jadi masyarakat tidak usah panik,” tuturnya.
Editor: Puthut Ami Luhur