LenteraJateng, SEMARANG – Belakangan ini, muncul penyakit hepatitis akut misterius yang menjangkiti anak-anak usia 1 bulan hingga 16 tahun. Sejak resmi sebagai Kejadian Luar Biasa oleh WHO, belasan negara telah melaporkan 170 kasus.
Para ahli pun belum dapat mengetahui secara pasti penyebab dari penyakit tersebut. Pemeriksaan terhadap tipe Hepatitis A, B, C, D dan E pun menunjukan hasil negatif.
Di Indonesia, tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo meninggal dunia dalam kurun waktu dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Gejala Hepatitis Akut Misterius Wajib Deteksi
Berdasarkan informasi dari laman Instagram Dinas Kesehatan Kota Semarang, para orangtua wajib mewaspadai gejala yang muncul pada anak-anak. Gejala awal hepatitis ini adalah :
- Mual
- Muntah
- Diare berat
- Demam ringan
Kemudian, gejala lebih lanjut menunjukan tanda-tanda dengan kejang, kesadaran menurun, warna mata dan kulit menguning. Gejala berat juga ditandai dengan warna air kencing yang pekat seperti teh dan kotoran atau feses yang berwana pucat.
Untuk melakukan pencegahan, orangtua bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS yaitu dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Kemudian memastikan makanan dan minuman dalam kondisi bersih dan matang.
Kebersihan rumah dan lingkungan juga perlu dijaga, apalagi di masa pandemi seperti ini, protokol kesehatan juga harus tetap berjalan. Tinja dan popok sekali pakai juga harus dibuang pada tempatnya.
Selain masker, etika batuk dan bersin wajib berlaku di tempat umum. Mengingat hepatitis akut ini menular melalui oral dan pencernaan.
Anak-anak juga sebaiknya mendapat asupan nutrisi yang baik, melakukan aktifitas fisik atau berolahraga, dan mendapat istirahat yang cukup.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mochammad Abdul Hakam, hingga tangal 9 Mei 2022, belum ada laporan kasus terduga hepatitis akut di Kota Semarang.
“Jangan panik, tetap waspada. Kenali gejalanya dan lakukan pencegahannya. Apabila mengalami gejala awal, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat,” paparnya.
Jika mengalami kondisi darurat, orangtua bisa menghubungi call center 112 atau 1500-132.
Editor: Puthut Ami Luhur