LenteraJateng, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang bersama kelurahan siaga bencana (KSB) dan relawan antisipasi bencana hidrometeorologi pada musim penghujan. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Semarang Anggie Ardhitia menyatakan, semua elemen sudah profesional menangani bencana.
Menurut Anggie, harus tetap menjaga sinergitas antara BPBD dan kelompok relawan sehingga dapat maksimal dalam melayani masyarakat. Ia melanjutkan, tidak akan bisa jika BPBD berjalan sendiri tidak ada bantuan relawan KSB dan lintas komunitas.
Untuk di Kota Semarang, telah terbentuk 64 KSB dari 117 kelurahan yang ada. Seluruh KSB tersebut, prioritaskan untuk wilayah-wilayah yang berpotensi ataupun yang rentan terkait dengan bencana.
BPBD Kota Semarang juga terus melakukan peningkatan kapasitas relawan melalui beragam pelatihan. Komunitas yang hadir pun memiliki program penguatan masing-masing.
Tambahan Alat EWS, BPBD Kota Semarang Antisipasi
Selain sinergitas bersama KSB dan relawan, BPBD Kota Semarang juga maksimalkan early warning system (EWS) yang telah terpasang di sejumlah titik. Bahkan, dari tujuh yang ada, telah bertambah lima titik yang kini terpasang EWS.
“Early Warning System pada tahun 2022 ini kami pasang ada 5 titik. Ada yang di Gayamsari, Jatibarang, Pudak Payung, Banjir Kanal Timur, satunya lagi ada di Tugu Soeharto,” beber Anggie.
Kelima EWS tersebut juga terhubung dengan aplikasi Sipantau di mana masyarakat dapat mengunduhnya di smartphone. Sehingga, masyarakat dapat ikut memantau potensi bencana melalui aplikasi tersebut.
Melalui aplikasi tersebut, EWS akan menampilkan grafik potensi bencana secara real time. Dilengkapi dengan CCTV yang akan memberikan foto situasi sekitar setiap 5 detik sekali.
“Grafik itu real time, termasuk juga ada CCTV, nanti ada fotonya. Walaupun foto ini tidak per detik, tapi kami bikin per 5 detik. Karena itu pakai data, kami pakai provider disana,” tutup Anggie.