LenteraJateng, SEMARANG – Warga Desa Wadas, Siswanto menyebut BBWS Serayu Opak bohong soal sumber mata air yang hanya satu di lokasi rencana penambangan quarry andesit.
Siswanto menjelaskan, ada 27 sampai 28 titik sumber mata air yang berada di area pertambangan seluas 114 hektar. Sumber air tersebut masih mengalir hingga saat ini.
Namun, informasi ini berbeda dengan data milik BBWS Serayu Opak yang menyebutkan hanya terdapat satu mata air yang ada di rencana lokasi quarry andesit. Mata Air Jumbleng namanya, bahkan berada di area seluas 64 hektar yang akan menjadi tambang nantinya.
“Kami tuntut ke pemerintah karena tidak pernah menemukan kebenaran. Soal mata air (hanya satu) itu bohong,” tegas Siswanto saat audiensi dengan DPRD Jateng, Senin (8/8/2022).
Hingga saat ini, sumber mata air tersebut warga gunakan untuk keperluan sehari-hari. Warga bahkan memanfaatkannya untuk Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas).
“Di kawasan itu isinya pemukiman dan banyak mata air yg berada disitu. Saya sendiri mandi dari mata air yang ada di lokasi rencana quarry,” kata dia.
Selain soal data yang tak sinkron, Siswanto bersama warga lainnya membeberkan beberapa tuntutan yang selama ini tak pernah mendapat jawaban.
“Tidak ada keterbukaan informasi saat sosialisasi, hanya keindahan bendungan, bukan dampaknya bagaimana. Kemudian ada dugaan manipulasi data, tidak ada dialog,” bebernya.
Selain itu, lanjut Siswanto, Gubernur sebenarnya bisa memiliki hak untuk menolak IPL (ijin penentuan lokasi) atas permintaan warga. Kemudian, kasus kekerasan dari kepolisian belum ada pertanggungjawaban hingga saat ini.
“Terakhir dampak lingkungan, longsor dan tidak adanya sumber air ke depan bagaimana, itu tidak dibahas,” pungkasnya.
Pemprov Ingin Dialog Sejak Lama, BBWS Serayu Opak Bohong Soal Sumber Mata Air
Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jateng Peni Rahayu menyampaikan, pihaknya sebetulnya ingin berdialog dengan warga sejak mendapat panggilan dari Komnas HAM.
“Komnas HAM juga mendapatkan komplain tidak hanya dari yang kontra saja, namun yang pro juga. Maka perlu agar segera tindak lanjut,” terangnya.
Soal mata air, kata Peni, telah disampaikan bagaimana teknologi pengambilan andesit sehingga tidak mengganggu sumber tersebut.