LenteraJateng, SEMARANG – PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) UIN Walisongo tuntut empat hal soal Wadas. Tuntutan tersebut mereka ajukan saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Kampus 1 UIN Walisongo, Jalan Walisongo Semarang.
Tuntutan mereka antara lain, meminta Kapolda Jateng menarik mundur pasukannya dari Desa Wadas. Ketua Komisariat PMII UIN Walisongo Semarang Khoirul Fajri As-Syihab menyatakan, penarikan mundur aparat dari sana agar Desa Wadas kembali kondusif.
“Kami akan terus melakukan aksi, jika tidak ada kepastian mundurnya pasukan dari Desa Wadas,” kata Fajri, di Semarang, Kamis (10/2/2022).
Dalam orasinya, ia juga juga menyebut penerbitan Izin Penetapan Lokasi (IPL) harus dikaji ulang. Selain itu, dugaan tindakan represif aparat kepolisian terhadap warga harus segera ada tindakan pengusutan sampai tuntas.
“Bahwa penerbitan IPL pembaruan tidak melakukan proses ulang terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya dan Gubernur Jawa Tengah tidak mengumumkan secara resmi IPL kepada warga Wadas,” tuyur Fajri.
Maka dari itu, PMII Komisariat UIN Walisongo Semarang menuntut Gubernur Jawa Tengah untuk mengkaji ulang penerbitian IPL yang terindikasi tidak sesuai dengan prosedur perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
“Kedua, menolak penerbitan pembaruan IPL yang jelas bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan asas umum pemerintahan yang baik,” tambah Fajri.
Kemudian yang ketiga, mengutuk keras dugaan represifitas aparat kepolisian terhadap warga yang mempertahankan hak atas tanahnya.
“Terakhir, mengajak seluruh kader PMII Komisariat UIN Walisongo Semarang untuk ikut serta dalam mengawal isu perampasan ruang hidup di Wadas,” tutur Fajri.
Peserta Aksi Sempat Bersitegang, PMII UIN Walisongo Tuntut Empat Hal Soal Wadas
Aksi kader PMII UIN Walisongo tersebut mendapat pengamanan dari Polsek Ngaliyan di mana menerjunkan 51 personil. Kapolsek Ngaliyan Komisaris Umbar Wijaya mengatakan, berusaha untuk tidak berbenturan dengan mahasiswa meskipun mereka sempat memblokade Jalan Walisongo.
“Kami upayakan persuasif agar mereka tidak menganggu pengguna Jalan Walisongo yang merupakan akses Pantura,” kata Umbar.
Pihaknya berusaha, agar arus lalu lintas dapat berjalan dengan sistem buka tutup. Ia sempat meminta bantuan Dalmas dan Brimob, untuk membantu mengamankan aksi unjuk rasa tersebut.
“Alhamdulillah berjalan kondusif dan para mahasiswa akhirnya masuk ke dalam kampus,” tuturnya.
Sekitar 200 kader PMII Komisariat UIN Walisongo Semarang menggelar #AksiBelaWadas pada Kamis (10/2/2022). Peserta aksi unjuk rasa sempat akan membakar ban dan bersitegang dengan aparat keamanan.
Editor: Puthut Ami Luhur