LENTERAJATENG, BOYOLALI – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan instansi lainnya memberikan fasilitas transportasi bus gratis bagi pemudik yang ingin kembali ke tempat perantauan.
Dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, sedikitnya ada 2.688 kursi yang disediakan dalam faslitas gratis tersebut untuk tujuan Jakarta dan Bandung.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Jateng, Emma Rachmawati mengatakan, pemudik balik yang difasilitasi bus gratis terdiri dari titik pemberangkatan Asrama Haji Donohudan Boyolali dengan peserta lebih dari 1.500 menggunakan 33 unit bus.
Sedangkan di Terminal Mangkang Semarang, disediakan 11 bus diikuti 546 orang yang merantau di Jakarta dan Bandung.
“Di Bulupitu Banyumas ada 13 bus dengan peserta 642 orang. Stasiun Tawang ada empat gerbong dengan peserta 318 orang (pemberangkatan Sabtu malam),” kata Emma.
Sementara itu, Sekda Jateng Sumarno mengatakan, kegiatan itu merupakan rutinitas yang dilakukan Pemprov Jateng setiap tahun saat momen Lebaran.
Tujuannya, memfasilitasi warga Jateng yang merantau agar mudik dan kembali dengan lebih aman.
“Karena saudara kita yang pulang naik sepeda motor sangat berisiko kecelakaan. Jadi difasilitasi dari BUMD, Baznas, swasta, dan dari kabupaten/ kota,” kata Sumarno.
Dengan dikoordinasikan seperti ini, lanjut Sekda, perjalanan bisa aman, dan keselamatan lebih terjaga. Kegiatan tersebut juga membantu masyarakat Jateng yang merantau dengan keterbatasan biaya.
“Mereka merasa terbantu. Kalau enggak ada (fasilitas mudik gratis) ini, tidak pulang. Ini kontribusi kita kepada warga Jateng yang merantau,” ucapnya.
Pihaknya berpesan kepada masyarakat Jateng yang balik menggunakan sepeda motor, untuk lebih berhati-hati. Apalagi, bagi mereka yang berboncengan lebih dari dua orang. Sumarno mengimbau, ke depan mereka bisa mengikuti program mudik gratis membawa sepeda motor menggunakan kapal laut.
Peserta mudik gratis arus balik, Supi, mengatakan, akan kembali ke Bandung. Dia menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
“Salah satunya membantu soal materi, karena kalau naik bus pasti kenaikannya (harga tiket bus) sangat banyak. Betul-betul sangat membantu. Kalau naik bus normal, satu keluarga sekitar empat orang, habisnya Rp1,5 juta. Bolak-balik habis Rp3 juta,” kata dia.
Peserta lain, Monika, warga Desa Glagahombo, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, tujuan Tangerang, mengaku terbantu ikut bus gratis.
“Alhamdulilah, sangat membantu kami para perantau dari kampung halaman ke Jakarta. Jadi bisa minim budget, bisa hemat waktu, hemat tenaga. Kalau saya bersama tiga orang, transportasi roda empat ke Jakarta itu sudah lumayan tinggi. Tiga orang bisa sampai Rp1,5 juta. Jadi sangat membantu,” ungkap Monika.