LenteraJateng, JAKARTA – Terdapat 12 indikator Tsunami Ready Community yang telah UNESCO-IOC tetapkan. Dengan indikator ini, harapannya masyarakat senantiasa siap siaga dan tidak gagap dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami.
Maka dari itu, untuk menghadapi ancaman tsunami, masyarakat perlu mengikuti program peningkatan kapasitas melalui Tsunami Ready Community ini. Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati menekankan bahwa predikat Tsunami Ready Community akan tercapai apabila semua pihak terlibat dengan berkolaborasi dan bersinergi.
Bahkan, BMKG telah berkolaborasi bersama BNPB, BSN dan UGM, untuk menginisiasi dalam menyusun Standard Internasional baru. Yaitu ISO 22328-3 tentang Community Based-Tsunami Early Warning System, sebagai panduan bagi sektor bisnis dan pemerintah kota yang memiliki risiko tsunami.
Indikator Tsunami Ready Community antara lain :
- Telah di petakan dan di desain zona bahaya tsunami
- Jumlah orang berisiko di dalam zona bahaya tsunami dapat terestimasi
- Sumber-sumber ekonomi, infrastruktur, dan politik teridentifikasi
- Adanya peta evakuasi tsunami yang mudah dipahami
- Informasi tsunami termasuk rambu-rambu tampil di publik
- Sosialisasi, kesadaran masyarakat, dan edukasi tersedia dan terdistribusi
- Sosialisasi atau kegiatan edukasi minimal terselenggara 3 kali dalam satu tahun
- Pelatihan bagi dan oleh komunitas tsunami minimal 2 tahun sekali
- Persetujuan rencana respons darurat komunitas tsunami
- Tersedianya kapasitas untuk pengelolaan operasional respons darurat saat tsunami terjadi
- Tersedianya sarana yang memadai dan andal untuk menerima peringatan dini tsunami dari otoritas yang berwenang (dari BPBD) selama 24 jam secara tepat waktu
- Tersedianya sarana yang memadai dan andal untuk menyebarkan peringatan tsunami resmi 24 jam kepada publik setempat secara tepat waktu
Saat ini, di wilayah Indian Ocean 3 telah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai Tsunami Ready Community, termasuk komunitas Tanjung Benoa, Bali. Pengukuhan Tanjung Benoa terlaksana pada momen pertemuan Global Platform on Disaster Risk Reduction (GPDRR) bulan Mei 2022 lalu.
BMKG Dorong Percepatan Pembentukan Tsunami Ready Community
Selain itu, BMKG juga telah mendorong percepatan pembentukan Tsunami Ready Community di berbagai sektor. Bersama PT Angkasa Pura, BMKG telah menerapkan program Tsunami Ready untuk infrastruktur kritis di Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo dan di Bandara Ngurah Rai Bali.
“Agar menjadikan Program Tsunami Ready menjadi bagian dari proses bisnis atau operasional rutin mereka,” kata Dwikorita, saat bersidang di Kantor Pusat UNESCO di Paris 14 -17 Juni 2022.