LenteraJateng, SEMARANG – Angka kasus kekerasan seksual pada anak di Jateng naik hampir 100 persen sepanjang 2021. Para pelaku rata-rata merupakan orang terdekat korban.
Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo menyebutkan, angka kasus kekerasan seksual pada anak naik sejak satu tahun terakhir.
“Kasus di Jateng cukup banyak, terutama yang sedang naik kasus kekerasan seksual. Kami temukan pelakunya orang terdekat korban,” kata Hasto, usai membuka kick off program perlindungan berbasis komunitas, Rabu (8/6/2022).
Berdasarkan laporan yang masuk ke LPSK, ada 426 kasus di 2021. Jumlah tersebut naik hampir 100 persen dari tahun sebelumnya. Pada 2020 tercatat, ada 223 kasus.
Para pelaku kekerasan seksual jelas Hasto, berkorelasi dengan kuasa terhadap korban. Yakni dengan memanfaatkan relasi atau kedudukan yang lebih tinggi terhadap korban.
“Terjadinya bukan di tempat lain, tapi di rumah korban, karena pelakunya orang terdekat. Terkadang ada kakek kandung, tiri, ayah kandung, tiri, hingga saudara,” jelas dia.
LPSK juga menemukan kasus kekerasan seksual di tempat pendidikan, baik umum maupun boarding school atau asrama. Sektor pendidikan juga disebut rentan terhadap tindakan kejahatan seksual.
Hasto berpesan kepada saksi maupun korban agar tidak takut untuk memberikan keterangan kepada aparat penegak hukum. Pihaknya siap memberikan bantuan dan perlindungan kepada korban, saksi hingga keluarga.
“Harapannya, proses berjalan baik dan bisa menghasilkan keputusan optimal. Memberikan keadilan kepada korban, terutamanya,” harap dia.
Maka LPSK meluncurkan program sahabat saksi dan korban, untuk melakukan untuk perlindungan tersebut. Meski terdiri dari kelompok relawan, namun segala kegiatan nantinya akan tetap mendapat fasilitas dan naungan LPSK.
“Pada prinsipnya, kami mengundang partisipasi masyarakat untuk bisa bergabung dengan LPSK. Membantu dalam menjalankan mandatnya di seluruh wilayah. Terutama yang sulit kami jangkau. Sehingga ini merupakan bagian upaya mendekatkan akses ke masyarakat,” tutup Hasto.
Editor: Puthut Ami Luhur