LENTERAJATENG, SEMARANG – Upaya penanganan banjir terus dilakukan di Kota Semarang. Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Joko Santoso mendukung besaran anggaran untuk penanganan banjir di Semarang.
Sebelumnya, telah dilakukan rapat dengar pendapat bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang. Menurutnya presentase pembangunan lebih banyak dialokasikan untuk penanganan banjir.
Antara lain untuk pembangunan pendamping sungai di Tlogosari Kulon, pompa di Bandarharjo, Pompa Tanahmas, serta berbagai perbaikan saluran.
“Konsen pemkot untuk melaksanakan RPJMD, mengurangi genangan banjir lebih dimaskimalkan,” katanya usai rapat dengar pendapat di DPRD Kota Semarang, Kamis (18/1/2024).
Tak hanya wilayah timur, dia berharap, kawasan Kolonel Sugiono perlu dilakukan penanganan karena sebagai penyangga Kota Lama. Daerah tersebut merupakan kawasan rawan banjir.
“Salurannya sebenarnya sudah bagus. Inline atau inline penampungan menuju sungai kurang besar maka dibesarkan,” ucapnya.
Selain soal pengendalian banjir, menurut Joko penanganan banjir juga perlu dilakukan mulai dari masyarakat. Seperti larangan menggunakan air bawah tanah untuk mencegah penurunan muka tanah di Kota Semarangg.
“Kalau kita lihat ada penurunan permukaan tanah 10 sentimeter. Butuh solusi pembangunan yang dilakukan masyarakat. PR-nya wajib menggunakan air PDAM,” jelasnya.
Sebagai upaya preventif, juga perlu dilakukan pengawasan penggunaan air tanah. Seperti di daerah Semarang Barat, Semarang Utara, Gayamsari, dan Genuk bersama dengan aparat penegak peraturan daerah (perda).
Anggaran Rp465 Miliar, Penanganan Banjir Kota Semarang
Anggaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mencapai Rp 465 miliar pada APBD 2024.
Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk penanganan banjir pengendalian banjir. Di antara meliputi penambahan pompa.
Baik di rumah pompa yang tersedia, maupun pembangunan rumah pompa baru, serta perbaikan saluran dan jalan.
“Ada 15 kegiatan lelang peningkatan jalan. Jembatan ada sekitar 10 kegiatan,” rincinya.
Suwarto melanjutkan, perbaikan saluran maupun peningkatan jalan diantaranya di wilayah timur. Pasalnya, wilayah timur masih menjadi wilayah rawan banjir. Perbaikan saluran antara lain di Medoho, Tlogosari, Muktiharjo Lor, dan Gajah Birowo.
“Peningkatan saluran untuk pengendalian banjir,” tutupnya.