LENTERAJATENG SEMARANG – Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng perankan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum dalam prosesi Dugderan.
Prosesi diawali dengan upacara di Halaman Balaikota Semarang. Agustina bertindak sebagai Adipati Kota Semarang, Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum yang akan memimpin upacara.
Tumenggung Purbodiningrum melakukan pemukulan bedug yang menjadi tanda dimulainya pawai arak-arakan peserta Dugder. Sementara untuk proses kirab budaya ini diawali oleh kehadiran prajurit Patang Puluhan, termasuk prajurit berkuda, yang turut memberikan semangat dan kemegahan pada setiap langkah perayaan.
Pawai dipenuhi dengan kemeriahan dari berbagai komunitas yang berpartisipasi, seperti dari Klenteng Tay Kak Sie, kelompok lintas etnis, dan perempuan anggun berkebaya. Tak ketinggalan, organisasi masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah juga akan turut meramaikan acara.
Prosesi pemukulan bedug oleh wali kota, menandai jalannya kirab budaya. Dalam pawai tersebut, anak-anak akan berkesempatan tampil menunjukkan talentanya berupa flashmob di halaman Balaikota.
Usai pertunjukan flashmob, anak-anak akan bergabung dalam pawai, tetapi mereka akan berada di barisan paling belakang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengatakan anak-anak tidak akan melanjutkan perjalanan hingga titik akhir, melainkan akan berhenti sejenak di depan Paragon sebagai bagian dari rangkaian acara.
“Kasihan kalau anak-anak harus berjalan jauh. Mereka akan mengikuti iring-iringan pawai hanya sampai di Paragon,” katanya.
Wing juga menambahkan bahwa rombongan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum akan melanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Pemuda, hingga akhirnya mencapai kawasan Masjid Agung Kauman.
Setibanya di Kauman, penyerahan suhuf halaqoh yang biasanya dilakukan di serambi masjid, kali ini akan dilaksanakan di lapangan alun-alun. Selanjutnya, acara diikuti dengan pembacaan suhuf halaqoh dan pengumuman mengenai datangnya bulan Ramadhan, yang akan disampaikan langsung oleh Wali Kota Semarang.
“Kemudian ada pembagian dan rebutan roti ganjel rel,” bebernya.
Berlanjut ke MAJT
Wing menambahkan, prosesi Dugderan tak berhenti di situ, melainkan berlanjut ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Rombongan akan diterima oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi.
Selain itu, pihaknya juga mengundang perwakilan dari Kementerian Kebudayaan untuk meramaikan tradisi Dugderan ini. Ia pun tengah berupaya agar acara tersebut dapat diusulkan ke pemerintah pusat untuk dimasukkan dalam kalender acara nasional.
”Karena Dugderan ini merupakan salah satu budaya kearifan lokal yang hanya ada di Kota Semarang. Ini event besar pertama yang dilakukan oleh ibu Wali kota sekaligus ajang perkenalan kepada masyarakat,” pungkasnya.