LenteraJateng, SEMARANG – Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Agung Budi Margono menerima aspirasi dari sekitar 50 Nelayan yang terdampak proyek nasional tol Semarang-Demak.
Aspirasi tersebut disampaikan oleh masyarakat kampung nelayan di saat agenda kunjungan ke kampung nelayan, Terboyo Wetan, Kecamatan Genuk sekaligus peringatan hari nelayan, Kamis (7/4/2022).
Agus, Ketua Kelompok Rizki Bahari mengaku khawatir dampak pembangunan tol tersebut. Karena dapat mengakibatkan tertutupnya muara.
“Muara-muara yang biasa dilalui oleh nelayan bisa tertutup. Kami nantinya tidak bisa melaut,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Agung akan meminta pemerintah dari level pusat hingga ke kota untuk merespon keluhan tersebut. Karena ini tak hanya berdampak pada nelayannya saja, tetapi masyarakat nelayan secara komunal dan keluarga nelayan itu sendiri.
“Tentu harus ada solusi, karena hal berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Tak hanya nelayan, tapi juga keluarga serta kampung nelayan itu sendiri,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Jateng tersebut.
“Hal ini harus segera mendapat respon oleh pemerintah provinsi pusat atau kota, kita koordinasikan agar masyarakat nelayan tidak punah karena tergerus oleh pembangunan,” tandasnya.
Sebagai informasi, pemerintah pusat menetapkan pembangunan proyek strategis nasional tol Semarang-Demak. Tol Semarang–Demak memiliki total panjang 26,7 kilometer dan terbagi menjadi dua Seksi.
Seksi 1 Semarang/Kaligawe–Sayung sejauh 10,39 kilometer yang menjadi porsi pemerintah, serta Seksi 2 Sayung–Demak 16,31 kilometer. Target pembangunan seksi 2 ini selesai pada akhir 2022.
Editor: Puthut Ami Luhur