Lenterajateng, SEMARANG – Ratusan perempuan dari berbagai profesi ini tampil dengan berbalut busana kebaya berlenggak-lenggok di atas panggung dalam acara Parade Kebaya Nasional di halaman Balaikota Semarang, Sabtu (2/7/2022) sore. Sebanyak 500 perempuan memeriahkan kegiatan Parade Kebaya Nasional oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Mereka nampak sumringah di depan penonton dan Forkominda Kota Semarang. Pagelaran ini untuk mendukung penetapan Hari Kebaya Nasional, serta pendaftaran ke Unesco untuk sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, juga ikut memeriahkan acara Parade Kebaya Nasional dengan mengenakan busana kebaya. Selain Wakil Wali Kota, hadir juga juga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawanti, dan Pembina Team Nasional Kebaya Ibu Tuti Roosdiono.
Anak Muda Perlu Ikut Lestarikan Kebaya, 500 Perempuan Ikut Parade
Perempuan yang akrab dengan sapaan Ita, mendukung keberadaan kebaya sebagai warisan dunia Unesco. Untuk itu, ia mengajak generasi muda untuk mengenali busana kebaya untuk kenakan busana dalam aktivitas sehari-harinya.
“Jadi, bagaimana kebaya mendapatkan dukungan status warisan dunia tak benda. Kebaya ini kan tidak yang tradisional saja, tapi bagaimana anak muda, anak kecil sampai dewasa ini bisa menggunakan kebaya dalam kondisi apapun,” kata Ita usai parade kebaya, kepada wartawan.
Ita mendorong, masyarakat khususnya generasi muda untuk menggunakan busana kebaya dalam kondisi apapun agar bisa melestarikan warisan nenek moyang. Jika itu tidak menurutnya, kebaya perlahan akan musnah.
Ia mengaku, setiap momentum Hari Kartini semua Forkompida Kota Semarang, khususnya kaum perempuan untuk menggunakan busana kebaya.
“Ya kalau Hari Kartini sudah memakai baju kebaya. Utamanya adalah bagaimana bisa mempertahankan kebaya sebagai warisan nenek moyang kita,“ tuturnya.
Artinya menurut Ita, parade kebaya sebagai permulaan awal untuk menggiatkan masyarakat cinta terhadap busana kebaya. Apalagi, kebaya saat ini bisa dimodifikasi berbagai macam model dan style.
“Sehingga ini, tadi udah orang tahu gitu ya bahwa ternyata kebaya itu bisa dengan berbagai macam model, berbagai macam style dan tapi ternyata ibu-ibu nyaman. Terlihat ibu-ibu masih happy dan senang, artinya mendapat dukungan dan menjadi budaya sehari-hari,” tuturnya.
Sementara Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mendukung adanya kegiatan tersebut. Namun ia meminta melestarikan kebaya dan anak muda gemar mengenakan busana itu.
“Ada kelompok perempuan hebat yang akan membawa kebaya sebagai warisan budaya Indonesia di Unesco,” tambahnya.
Editor: Puthut Ami Luhur