LENTERAJATENG, SEMARANG – Sebanyak 28 kejadian longsor di Kota Semarang selama Januari 2023. Kejadian ini membuat Kota Semarang kemudian masuk kategori zona merah rawan longsor.
Kepala Bidang (Kabid) Kebencanaan BPBD Jateng, Dikki Ruli Perkasa, dari 28 kejadian dan dua orang terkomfirmasi meninggal dunia.
“Untuk Semarang, sampai Rabu siang, ada 28 kejadian titiki longsor selama cuaca ekstream. Dua orang juga MD karena longsor. Itu (MD) di Pudakpayung, tanggal 6 Januari 2023 kemarin,” kata Dikki, Rabu (11/1/2023).
Kejadian longsor yang melanda Kota Semarang, terang Dikki, berada di enam kecamatan yang masuk zona merah. Yakni di Semarang Barat, Tembalang, Tugu, Gunungpati, Banyumanik, dan Candisari.
“Gajahmungkur juga termasuk. Tapi selama cuaca ekstrim ini, kejadian tercatat ada di enam kecamatan itu. Jadi topografi Semarang, khsusnya yang di bebukitan itu potensi terjadi longsor. Masyarakat harus waspada saat turun hujan lebat,” bebernya.
Daerah Lempongsari, 28 Kejadian Longsor di Kota Semarang
Terpisah, Lurah Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Dilinov Kamarullah, membenarkan bila daerahnya memang zona merah rawan lonsor. Ia menyebut ada empat RW yang berpotensi atau bahkan terjadi longsor tiap tahunya.
“Di sini (Lempongsari) memang rawan, khususnya di Titip RW 6, 1, 3, dan 2,” kata Dilinov diruang kerjanya, Kamis (12/1/2023).
Kendati masuk zona rawan, Dilinov mengaku di wilayahnya tak memiliki alat pendeteksi dini bencana longsor atau early warning sisytem (EWS). Pasalnya, kondisi dan penataan ruang di Lempongsari disebut tak memungkinkan bila dipasangi alat.
“Waktu itu 2020-an akhir sempat mau dipasang, sudah surve BPBD sama BMKG, tapi jarak alat dan rumah terlalu dekat, terus enggak ada lahan yang memadai untuk bisa dipasangi,” bebernya.
Meski tak memiliki alat deteksi dini longsor, warga Lempongsari disebut telah sadar akan bahaya bencana. Secara rutin, pelatihan siaga bencana terus digencarkan termasuk keaktivan kampung siaga bencana (KSB).
“Jadi warga kalau ada hujan lebat sudah stand bay. Mitigasinya seperti apa sudah kami edukasi. Jadi waktu longsor di empat lokasi kemarin, dampaknya bisa kami minimalisir,” terangnya.
Tak hanya itu, pembangunan talud pun telah dilakukan di Kelurahan Lempongsari guna mencegah terjadinya tanah longsor di titik-titik yang sebelumnya sering terjadi. Tercatat, hingga saat ini sudah ada 8 talut dibangun sejak tahun 2022 kemarin.
“Makanya saat cuaca ekstrim dan hujan lebat selama 2022, bencana di Lempongsari relatif kecil,” tutupnya.