LenteraJateng, SEMARANG – Warga Tambaklorok selalu waswas jika rob datang, seringkali datang saat tengah malam. Banjir rob (naiknya permukaan air laut/ pasang) bagi warga Tambaklorok bukanlah hal yang baru.
Sudah bertahun-tahun mereka hidup berdampingan dengan rob, yang menggenangi sekitar pemukiman. Terlebih jika curah hujan semakin tinggi, akan semakin memperparah rob karena air semakin tinggi.
Seorang warga Kiswanti (52) mengaku, setiap hari merasa waswas terlebih jika rob mulai meninggi. Ia mengaku, setiap malam tidak bisa tidur dengan nyenyak karena datangnya rob tidak dapat diduga, seringkali air pasang meninggi saat tengah malam.
Tinggi air rob di sini sampai 60 centimeter. Air pasang, sampai masuk ke ruang tamu, kamar tidur dan dapur. Kondisi tersebut membuat rumah yang mereka huni terasa dingin karena di mana-mana terdapat air.
“Saya sampai lelah membersihkannya, setelah bersih datang rob lagi,” kata Kiswanti di Tambaklorok, Semarang, Selasa (16/11/2021).
Ia menambahkan, kadang rob datang pada pukul 00.30 WIB. Pada suatu ketika juga pernah rob masuk pada 02.30 WIB. Warga tidak bisa memprediksi kapan rob datang, dan dalam dua tahun terakhir semakin tinggi.
Rob yang membuat warga Tambaklorok selalu waswas, tidak hanya dikeluhkan Kiswanti tetapi juga warga lain.
Warga lain Sri Wahyuni mengatakan, banjir rob sangat mengganggu aktifitas warga sehari-hari. Mulai dari anak yang akan berangkat sekolah, warga yang akan bekerja, hingga warga yang mempunyai usaha dagang.
“Banyak ibu-ibu atau bapak-bapak setiap pagi harus menggendong anaknya melewati banjir rob untuk ke sekolah. Agar sepatu mereka tidak basah,” kata istri Ketua RW 15 Tambaklorok tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang Ir Rudiatmo menyatakan, kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk mengatasi rob terutama di Tambaklorok Semarang Utara.
Padahal, warga Tambaklorok berharap kepada Pemerintah Kota Semarang untuk bisa segera membangunkan sabuk pantai sebagai jaring pengaman untuk mengatasi rob.