LENTERAJATENG, PATI – Satu warga Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Pati meninggal dunia akibat diterjang banjir bandang. Selain itu, tim SAR gabungan telah mengevakuasi 146 warga terdampak lainnya.
Kepala Kantor SAR Semarang, Heru Suhartanto menuturkan, hujan deras mengguyur wilayah kecamatan Tambakromo dan Winong sejak sehari sebelumnya. Hal ini mengakibatkan banjir dengan ketinggian sekitar 1 meter hingga 1,5 meter.
Basarnas Pos SAR Jepara dan Unit Siaga Rembang sejak Rabu (30/11/2022) malam telah tiba di lokasi dan berkoordinasi dengan potensi SAR yang sudah berada di tempat kejadian.
“Pukul 02.20 WIB tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi 64 orang warga Dusun Krajan Desa Sinomwidodo diungsikan ke masjid Miftahul Huda. Dan satu orang atas nama Sumirah bin Saryo (66) warga Dusun Krajan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Heru, Kamis (1/11/2022).
Evakuasi juga dilakukan terhadap 82 orang warga Desa Gunungpanti, Kecamatan Winong. Warga tersebut diungsikan ke Masjid Desa Gunungpanti.
Sementara, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi menuturkan, korban meninggal dunia tak berhasil menyelamatkan diri ketika banjir mulai tinggi.
“Ketika banjir bandang menerjang, mereka tidak mengira, banjir semakin besar. Ia hanya tinggal berdua dengan suami,” jelas Martinus.
Saat ditemukan, posisi Sumirah tertimpa lemari yang berada di dalam kamar. Ia menduga, korban dalam keadaan tidur ketika banjir bandang terjadi.
Penanganan, Satu Warga Pati Meninggal
Terkait penanganan banjir bandang ini, BPBD Pati telah mendirikan tiga dapur umum dan titik evakuasi.
“Dapur umum yang kami dirikan di masjid desa Sinomwidodo dan di Gabus, Tanjunganom. Juga ada di desa Nggudo, tepatnya di dusun Tamansari, kecamatan Winong,” bebernya.
Masyarakat telah beraktivitas seperti biasa meski saat malam mereka kembali ke titik evakuasi. Namun, tetap tersedia titik evakuasi berada di balai desa Sinomwidodo dan desa Tanjunganom.
“Ketika pagi dan siang tetap meninggalkan tempat pengungsian dan beraktivitas seperti biasa. Setelah malam ketika mereka butuh istirahat, mereka rumahnya belum memungkinkan untuk tidur, mungkin masih kotor, baru kembali lagi,” pungkasnya.