LenteraJateng, SEMARANG – Ribuan milenial arak bendera Merah Putih sepanjang 1001 meter mulai dari Balai Kota dan berakhir di Simpang Lima Semarang. Ribuan milenial tersebut arak bendera Merah Putih, melewati Jalan Pemuda, kemudian belok ke Jalan Pandanaran dan berakhir di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.
Ketua Acara Kirab Merah Putih Adhi Siswanto menyatakan, kegiatan ini untuk memeringati Hari Pahlawan sekaligus bertujuan meningkatkan rasa kebangsaan kepada generasi penerus. Selain, menumbuh kembangkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa.
“Kirab ini kami gelar, agar semangat merah putih tetap bergelora pada anak bangsa,” kata Adhi, Kamis (10/11/2022).
Menurutnya, kegiatan yang bertema “Harmoni Nusantara Bangkit Jawa Tengah Mengukir Sejarah” merupakan inisiasi Habib Luthfi bin Ali bin Yahya. Selain tokoh ulama dari Pekalomngan, beliau merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, sejak 2019.
Bendera Merah Putih sepanjang 1001 meter, ribuan milenial berpartisipasi arak dari Balai Kota sampai Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang. Selain, ribuan milenial tersebut juga arak lambang negara Garuda Pancasila setinggi empat meter.
“Ini merupakan simbol, karena bendera Merah Putih adalah ruh kebangsaan yang besar. Kehormatan, jatidiri dan harga diri bangsa,” tuturnya.
Adhi menambahkan, bendera oleh ribuan milenial arak tersebut sudah pernah gunakan di Istana Negara dan di Maguwoharjo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Proses pembuatan bendera ini, melibatkan penjahit dari 34 provinsi dan juga mendapat doa dari berbagai tokoh lintas agama, sehingga juga dipenuhi kesakralan.
Milenial Jadi Contoh, Ribuan Milenial Arak Bendera Merah Putih
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, dalam kirab ini bukan tentang bagaimana bendera merah putih diarak. Tetapi lanjut wanita dengan sapaan akrab Ita itu, bagaimana sang pemegang yakni milenial maupun Gen Z ini menjadi contoh bagi generasi lainnya.
“Nah ini bisa menjadi contoh menjadi pemuda yang hebat,” tambahnya.
Ita menuturkan, makna pahlawan saat ini semakin kompleks dan banyak hal yang harus sikapi, misalnya bergerak bersama untuk menanggulangi Covid-19, kemiskinan dan stunting.
“Yang mana hal-hal tadi jangan sampai ada di Indonesia khusunya di Kota Semarang. Kami berharap dengan anak-anak muda tadi bisa mendalami dan tidak hanya memegang bendera saja,” ungkapnya.
Selain menghias Kota Semarang, berkibarnya bendera merah putih 1001 meter ini juga mendapatkan rekor Leprid. (ADI/PTT)