LenteraJateng, SEMARANG – Puluhan warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di wilayah negara Kamboja. Perusahaan yang mempekerjakan mereka bahkan melakukan penyekapan.
Tercatat, 54 orang WNI menjadi korban TPPO dari sebuah perusahaan investasi bodong. 10 diantaranya adalah warga Jawa Tengah.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, Sakina Rosellasari, mengaku telah berkomunikasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kamboja.
“Informasi dadi KBRI telah menghubungi pihak Kepolisian Kamboja untuk permohonan bantuan pembebasan sambil terus menjalin komunikasi dengan para WNI tersebut,” kata Sakina Rosellasari, melalui pesan singkat pada Kamis (28/7/2022).
Sakina membenarkan terkait informasi mengenai 54 WNI yang menjadi korban penipuan perusahaan investasi palsu di Sihanoukville, Kamboja. Bahkan, ia mengungkapkan, kasus serupa pernah terjadi pada tahun 2022.
“Penjelasan dari pihak Kemenlu, di tahun 2021, KBRI Pnom Penh telah berhasil menangani dan memulangkan 119 WNI korban investasi palsu. Tapi tahun 2022, kasus serupa justru semakin meningkat,” beber dia.
Hingga Juli 2022, Sakina menyebut ada 291 WNI menjadi korban. Meski begitu, 133 orang telah berhasil pulang.
Maka, untuk menekan jumlah kasus tersebut, Kemlu telah memfasilitasi penyidik Bareskrim Polri untuk melakukan penyelidikan di Kamboja. Dari para WNI yang telah pulang, KBRI juga telah memperoleh informasi mengenai para perekrut yang sebagian besar masih berasal dari Indonesia.
“Informasi tersebut diteruskan kepada pihak Bareskrim Polri untuk penyelidikan lebih dalam guna penindakan terhadap para perekrut,” terang dia.
Tak hanya itu, Sakina juga meningkatkan berbagai langkah sosialisasi untuk mengantisipasi kejadian serupa. Sebab, modus-modus penipuan lowongan kerja di Kamboja sedang marak terjadi di sosial media.
Laporan Warganet di Instagram Ganjar, Puluhan WNI Jadi Korban Perdagangan Orang di Kamboja
Informasi sebelumnya, dugaan penyekapan dan perdagangan orang tersebut terbongkar setelah salah seorang warganet mengadu di akun Instagram Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Laporan tersebut langsung mendapat tindaklanjut dari Ganjar dengan meminta instansi terkait untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Kemudian, berdasarkan laporan yang Ganjar dapatkan, ada kekerasan yang terhadap para WNI tersebut. Ia lalu meminta Disnakertrans Jateng untuk berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI.
“Alhamdulillah Disnakertrans sudah komunikasi dengan Kemlu. Saya juga komunikasi terus sejak tadi malam sampai hari ini,” tandas Ganjar.