LenteraJateng, SEMARANG – Pemerintah melakukan peresmian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) ketiga di Kota Semarang yang berada di area Terminal Penggaron. Peresmian SPBG Penggaron ini sebagai langkah konversi energi yang ramah lingkungan.
SPBG akan berfungsi untuk mengisi Bahan Bakar Gas (BBG) bus Trans Semarang yang sebelumnya telah terkonversi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) menjadi BBG.
Konversi bahan bakar merupakan upaya mewujudkan zero emisi di tahun 2060 mendatang. Dari 200-an armada Bus Trans Semarang yang ada, 100 diantaranya telah terkonversi untuk menggunakan BBG.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuko Ariaji mengungkapkan, konversi energi dari minyak bumi menjadi BBG, sejalan dengan salah satu isu dalam pertemuan G20 tahun ini, yakni energi ramah lingkungan. Apalagi, Indonesia saat ini adalah Presidensi G20.
“Peresmian SPBG ini menjadi hal yang bersejarah untuk Kota Semarang. Belum ada di kabupaten dan kota lainnya yang menanggapi seserius ini,” kata Tutuko, saat peresmian SPBG Penggaron pada Kamis (14/7/2022).
Menurutnya, hadirnya SPBG ketiga di Kota Semarang dapat menjadi pioneer bagi daerah lainnya di Indonesia untuk melakukan konversi energi yang ramah lingkungan.
“Kota Semarang menerima program kami dan mulai mengkonversi armadanya. Saat ini sudah terkonversi 50 persen,” lanjutnya.
Tanpa dukungan pemerintah daerah, program konversi ini tidak bisa terlaksana. Utamanya soal bersedianya kabupaten dan kota untuk serius serta konsisten menggunakan energi ramah lingkungan.
Tutuko menyebutkan, sejauh ini terdapat 57 SPBG yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, masih sedikit sekali yang termanfaatkan.
Meski begitu, ia optimis bahwa konversi energi ini bisa dilakukan. Ada tiga kata kunci dalam pengembangan konversi ini, yakni mudah, murah, dan nyaman.
“Lebih murah dari BBM, mudah akses ke SPBG kemudian nyaman itu termasuk aman juga bagi penggunanya. SPBG bisa kita tempatkan di lokasi tertentu yang banyak kendaraan besar seperti bus dan truk,” paparnya.
Sebelumnya, dua SPBG telah resmi beroperasi di Kota Semarang sejak 2021. Yaitu SPBG Mangkang dan SPBG Kaligawe.
Utamakan Kendaraan Besar Untuk Kurangi Penggunaan BBM, Peresmian SPBG Ketiga di Kota Semarang
Dengan mengutamakan kendaraan besar, akan mengurangi antrian di SPBU, sehingga akan mengurangi penggunaan BBM. Mengingat kendaraan kecil memiliki pergerakan yang terlalu cepat.
“SPBG ini terukur dan termonitor. Sistem seperti ini established di industri migas. Ini sistem yg capable dan akuntabel untuk dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Dengan bahan bakar ekonomis dan ramah lingkungan, kontribusi ini untuk mendorong green energy atau energi hijau dan generasi di masa depan agar dapat hidup lebih baik.
“Kami percaya kesuksesan yang besar berawal dari kesuksesan yang kecil lebih dulu. Kami perlu dukungan banyak pihak,” tutupnya.
Pada peresmian SPBG tersebut, hadir pula Sekjen Dewan Energi Nasional Joko Siswanto, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Haryo Yunianto, dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.