LENTERAJATENG, UNGARAN – Peresmian Desa Wisata Kreatif Perdamaian Srumbung Gunung berlangsung meriah Didampingi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Srumbung Gunung mengusung tema keberagaman umat beragama.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UKSW, Agus Supratikno, mengungkapkan pemilihan Dusun Srumbung Gunung, Desa Poncoruso, Bawen, Kabupaten Semarang sebagai DWKP karena adanya kebiasaan kerukunan diantara masyarakatnya yang beragam.
“Kultur kerukunan tersebut yang kami eksplor lebih disini. Juga mengembangkan beberapa fasilitas pendamping dari desa wisata ini, ” kata Agus, Minggu (27/11/2022).
Dengan mengusung perdamaian, kegiatan unggulan yang ada di Srumbung Gunung adalah peace camp yang dihadiri oleh perwakilan umat beragama. Harapannya, kegiatan tersebut bisa berkontribusi untuk misi perdamaian di Indonesia.
Agus mengatakan pihaknya akan mengupayakan untuk terus mengembangkan program di DWKP Srumbung Gunung. Termasuk dengan menggandeng pemerintah dan stakeholder lainnya.
“Dari wakil rektor UKSW menyarankan untuk mengajukan ke kementerian kembali untuk program yang lain. Tapi program tersebut biasanya untuk peningkatan ekonomi warga, ” jelasnya
Berdirinya DWKP Srumbung Gunung juga sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Yakni berbagai program pemberdayaan mulai dari pelatihan serta pengembangan dilakukan di Dusun Srumbung Gunung. Seperti pelatihan produksi batik hingga pemberdayaan homestay.
“Selain untuk meningkatkan perekonomian warga. Secara sosial untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian antar agama dan kepercayaan, ” ujar Agus.
Inspirasi, Peresmian Desa Wisata Srumbung Gunung
Eko Widodo, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Srumbung Gunung menambahkan, inspirasi perdamaian didapatkan dari latar belakang masyarakat Srumbung Gunung yang beragam. Namun tetap harmonis.
Nilai gotong royong yang masih kental dilakukan di Srumbung Gunung juga menjadi bumbu untuk konsep desa wisata kreatif perdamaian.
“Dari pluralisme dan berbagai macam agama ini kami terus punya gagasan untuk menyelaraskannya menjadi desa wisata. Tentunya desa wisata tersebut selaras dengan kearifan lokal,” kata Eko.
Dengan peresmian ini, pihaknya akan terus meningkatkan fasilitas yang ada di desa wisata tersebut. Pihaknya juga gencar untuk mengadakan kegiatan untuk menarik wisatawan.
“Kami sering mengadakan festival-festival kebudayaan disini. Disamping itu, kan bisa untuk membantu warga misal berjualan, ” tutupnya.