LenteraJateng, SEMARANG – Pemprov Jateng minta antisipasi tanah longsor, mengingat tingginya curah hujan pada Februari 2022. Pemprov (Pemerintah Provinsi) Jateng mengeluarkan edaran dan minta kepada 27 kabupaten/kota agar tetap perlu melakukan antisipasi adanya tanah longsor.
Terutama kata Kepala Dinas ESDM Sujarwanto Dwiatmoko, pada daerah-daerah mempunyai karakteristik kerentanan gerakan tanah menengah-tinggi atau mudah longsor dengan curah hujan di atas 300 milimeter.
Adapun daerah di Jateng tersebut antara lain, ada di satu kota, yaitu Kota Semarang dan 26 kabupaten.
Dengan kriteria curah hujan 301 sampai dengan 400 milimeter dan potensi gerakan tanah menengah sampai tinggi;
Sebagian besar Cilacap, sebagian kecil Purworejo, sebagian Kebumen dan Magelang, sebagian Temanggung. Kemudian sebagian Wonogiri dan Karanganyar, sebagian kecil Sragen, sebagian besar Boyolali. Lalu sebagian Grobogan, sebagian kecil Blora dan Pati. Selanjutnya sebagian besar Semarang dan Kota Semarang.
BACA JUGA :
- Hati-hati Daerah Ini Rawan Longsor, BMKG Ahmad Yani Rilis Prakiraan Cuaca
- Basarnas Siagakan Alat Berat Hadapi Daerah Rawan Longsor
Kriteria curah hujan 401 sampai dengan 500 milimeter dan potensi gerakan tanah menengah sampai tinggi;
Sebagian besar Brebes dan Banjarnegara, sebagian kecil Cilacap dan Tegal, sebagian Banyumas dan Purbalingga. Selanjutnya sebagian Magelang, Purworejo, Temanggung, Batang dan Kendal, sebagian kecil Kota Semarang dan Kebumen, sebagian besar Wonosobo. Kemudian sebagian kecil Wonogiri dan Pati, sebagian Karanganyar.
Untuk kriteria curah hujan di atas 500 milimeter dengan potensi gerakan tanah menengah sampai dengan tinggi;
Bagian utara Banyumas, sebagian besar Tegal, Pekalongan dan Pemalang, bagian tenggara Brebes, sebagian Purbalingga dan Batang, sebagian kecil Wonosobo dan Temanggung. Kemudian bagian utara Purworejo dan Kudus, sebagian Jepara, dan sebagian kecil Pati.
Masing-masing Pemda Harus Segera Ambil Langkah Mitigasi, Pengprov Jateng Minta Antisipasi Tanah Longsor
Menyikapi hal tersebut, Sujarwanto meminta pemerintah daerah tersebut agar mengambil langkah mitigasi. Pertama, meningkatkan penyuluhan kewaspadaan pada masyarakat yang berada di daerah yang mempunyai tingkat kerentanan gerakan tanah sampai tinggi dan curah hujan di atas 300 milimeter.
Kedua, menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana untuk antisipasi bila terjadi bencana. Ketiga, meningkatkan kewaspadaan dengan memasang early warning system dan ronda masyarakat saat terjadi hujan datang dua jam berturut-turut.
Terakhir, selalu berkoordinasi dengan aparat terkait (TNI-Polri, BPBD dan ormas bidang kebencanaan) dalam penanganan darurat.
Dinas ESDM Jateng mengeluarkan himbauan ini, agar pemerintah daerah masing-masing melakukan antisipasi terjadinya bencana. Hal itu Berdasarkan hasil kompilasi peta zona kerentanan gerakan tanah di Jateng, informasi dari BMKG Stasiun Klimatologi Semarang tentang prakiraan curah hujan Jateng, pada Februari 2022 dan informasi dari pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM RI.
Prakiraan curah hujan wilayah Jawa Tengah Februari 2022 umumnya berkisar antara 301 – 500 milimeter, kecuali Rembang, sebagian Blora dan Pati. Sebagian wilayah Klaten dan Sukoharjo prakirakan curah hujan 201 – 300 milimeter. Sedangkan sebagian besar wilayah Jepara, sebagian wilayah Pekalongan dan Purbalingga, Tegal, Pemalang dan Batang bagian selatan, sebagian wilatah utara Banjarnegara dan Kudus, wilayah Tenggara Brebes, sebagian wilayah timur Wonosobo, sebagian kecil Banyumas, Temanggug dan Pati diprakirakan curah hujan lebih dari 500 milimeter.
Berkaitan dengan hal tersebut di aras, perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan akan terjadinya bencana gerakan tanah (tanah longsor) terutama pada lokasi-lokasi yang mempunyai karakteristik kerentanan gerakan tanah menangah-tinggi/tanah mudah longsor pada peta warna kuning-merah dengan arsir curah hujan di atas 300 milimeter.
Selain informasi dan himbauan diatas, Dinas ESDM juga merilis lampiran hasil kompilasi peta zona pergerakan tanah yang tersebar di Jawa Tengah. Pada peta tersebut tertera daerah dengan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah, Rendah, Menengah, hingga Gerakan Tanah Tinggi.
Editor : Puthut Ami Luhur