LenteraJateng, SEMARANG – Pemkot Semarang siapkan dua langkah, untuk mengatasi semakin tinggi angka positif Covid-19. Bahkan dalam sepekan, kenaikan kasus meningkat hingga 100 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Mochamad Abdul Hakam menyebut, Pemkot Semarang siapkan dua langkah strategi yang akan dilakukan. Pertama, percepatan vaksinasi booster dan yang kedua, pengetatan protokol kesehatan (prokes).
“Yang pertama adalah percepatan vaksinasi booster. Saat ini, sedang melakukan pemetaan kelurahan mana saja yang warganya sudah lebih dari enam bulan mendapat vaksinasi ke dua,” kata Hakam kepada wartawan di Balai Kota Semarang, Senin (7/2/2022).
Ia mengaku, bantuan lintas sektor, baik TNI/Polri saat ini sangat perlu. Harapannya, bisa mendorong masyarakat untuk melakukan booster ke tempat yang sudah ditentukan.
“Capaian vaksinasi booster saat ini sudah 11 persen,” sambung Hakam.
Kemudian yang kedua, lanjut dia, adalah pengetatan prokes. Menurutnya, 3M wajib, terutama, masyarakat harus tetap menggunakan masker.
Hendi Sebut Prokes Melonggar, Pemkot Semarang Siapkan Dua Langkah
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan bahwa prokes masyarakat pada bulan Januari 2022 mulai melonggar. Namun, ia telah menginstruksikan sektor terkait untuk melakukan operasi yustisi pengetatan prokes.
“Kepala Satpol PP tadi pagi sudah laporan. Februari ini di gaspol teman-teman tingkat kelurahan, kecamatan dan kota bersama TNI/Polri akan muter-muter lagi. Selain masyarakat, sasaran utamanya adalah pengusaha,” ungkap Wali Kota.
Selain operasi yustisi, Hendi, sapaan akrabnya menyoroti pengusaha pemilik mall atau pusat perbelanjaan. Pasalnya, sebagian pusat perbelanjaan itu mengabaikan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi sebagai sarana tracing.
“Kebanyakan, sekarang kita boleh masuk ke mall tanpa Peduli Lindungi. Ini mau kami tertibkan lagi,” paparnya.
Selain itu, Hendi meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, namun tidak panik. Pasalnya, menurut Wali Kota Semarang itu, varian Omicron tidak sedahsyat varian Delta.
“Bedanya begini kawan-kawan sekalian, memang angkanya naik kenceng, tapi daripada varian Delta, tingkat keterisian rumah sakit dan isolasi terpadu tidak seperti pada saat varian Delta,” terang Hendi.
“Angka memang semakin naik, tapi belum sedahsyat varian Delta, termasuk angka kematiannya. Semarang saat ini sudah ada dua kasus meninggal, tapi itu karena varian Delta, lansia, dan memiliki komorbid,” pungkas Hendi.
Editor: Puthut Ami Luhur