LENTERAJATENG, SEMARANG – Jelang Idul Adha 2023 Pemkot Semarang melakukan sidak untuk mengecek kesehatan hewan kurban dan kelengkapan dokumen termasuk Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), Senin 26 Juni 2023.
Kegiatan sidak ini dilakukan agar para pedagang tersebut diminta melengkapi dokumen termasuk harus izin ke Lurah pemangku wilayah. Terlebih banyak pedagang yang berasal dari luar kota.
Adapun lokasi pengecekan dialamatkan ke para pedagang hewan kurban kawasan Jolotundo Semarang dekat Masjid Agung Jawa Tengah.
Dalam kegiatan tersebut sekitar lima pedagang yang membuka lapak termasuk dari Kabupaten Pati.
Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja, Marthen Stevanus Dacosta menuturkan dalam hal ini pihaknya ingin mengecek kelengkapan surat kesehatan.
“Kami (Satpol PP) terkait surat keterangan kesehatan hewan. Semua pedagang dari luar kota wajib bawa,” katanya.
Selain itu kewajiban lain adalah soal perizinan termasuk izin kepada pemangku wilayah hingga tingkat Kelurahan.
Kelengkapan periziman ini bertujuan agar terpantau asal pedagang dan hewannya.
“Wajib lapor juga ke kelurahan. Jadi tahu asal penjual dan hewan dari mana,” jelasnya.
Paramedik Veteriner Dinas Pertanian Kota Semarang, Yuniargo Heru prabowo mengatakan tim dari dinas masih turun ke lapangan untuk memastikan jumlah pendatang yang berjualan di Kota Semarang.
Dari hasil sementara juga tidak ada hewan sakit atau tidak memenuhi syarat hewan kurban.
“Cek, hewan sehat. Secara umur, cek fisik, sudah poel,” ujar Heru.
Terkait izin kepada pemangku wilayah setempat memang sempat ditemukan, termasuk salah satu pedagang di Jolotundo.
Namun dokumen mereka sudah lengkap, sehingga diarahkan untuk izin ke kelurahan.
“Ini (pedagang) dari Pati kita cek benar (ada SKKH) kemudian harus ada izin dari kelurahan, tadi belum ada. Kita arahkan,” jelasnya.
Salah satu pedagang dari Pati, Nunu Wijayanti mengatakan sudah melengkapi dokumen kesehatan.
Namun ia memang tidak tahu ada surat izin dari kelurahan, namun ia mengaku sudah izin secara lisan di sana.
“Jadi kita nggak bawa suratnya, biasanya kita pasti istilahnya kulo nuwun kalau ke kelurahan itu. Ada SKKH-nya kita bawa dari Pati. Kita pasti bawa surat sehat,” kata Nunu.
Nunu juga menjelaskan tahun ini kondisi penjualan hewan kurban membaik setelah tahun sebelumnya dilanda isu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) .
Untuk hari ini, dari 150 kambing yang ia bawa sudah terjual 100 ekor. Kemudian sapi terjual 10 ekor dari 22 ekor yang dibawa.
“Ini lebih ramai dari tahun sebelumnya. Kambing sudah laku 100, sapi baru 10,” ujarnya. (ADI)