LENTERAJATENG, UNGARAN – Pawai dan seni ramaikan acara puncak Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama. Bertempat di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Klero, Kecamatan Tengaran, pada rangkaian acara akan ditampilkan kesenian rodat, pertunjukkan silat, dan pawai taaruf.
Pawai ini juga diikuti oleh 15 ranting NU se-Kabupaten Semarang dengan menampilkan berbagai jenis tampilan dari hasil inovasi masing-masing ranting.
Panitia acara, Sukimin Budiono, menuturkan, sebelum acara puncak tersebut juga terdapat rangkaian kegiatan seperti pengkaderan PD-PKPNU yang dilaksanakan tiga bulan yang lalu, termasuk konferensi MPC NU.
“Nanti diakhiri dengan pengajian akbar di RTH Klero ini, ” kata Sukimin, Minggu (19/2/2023).
Salah satu kesenian yang tampil yakni tarian Rodat. Sekitar 20 orang laki-laki menari dengan diiringi lantunan sholawat serta tabuhan dari alat musik rebana.
Kostum yang mereka gunakan, yakni kacamata hitam, kostum biru tua serta aksesoris dengan warna kuning dan merah. Gerakan mereka tampak serasi saat memainkan kipas yang dipegang oleh masing-masing penari.
Sukimin mengungkapkan kesenian tarian Rodat ini merupakan seni tradisional masyarakat yang memiliki roh keislaman. Maka dari itu terdapat tampilan berupa tarian yang diiringi semacam nyanyian seperti sholawat.
“Jadi tujuannya tidak hanya semata-mata untuk pertunjukkan tetapi juga syiar. Karena banyak sholawat yang dilantunkan, ” ujarnya.
Dalam tarian Rodat biasanya mengadaptasi budaya khas dari masing-masing daerah. Dan masing-masing kelompok kesenian tersebut memiliki inovasinya masing-masing.
“Seperti di Tengaran banyak yang mengiringi tarian Rodat dengan lantunan sholawat dengan bahasa arab maupun dengan bahasa tradisional seperti bahasa jawa, ” tandasnya.