LENTERAJATENG, SOLO – Perkembangan sektor jasa keuangan Solo Raya tetap tumbuh positif dan stabil. Hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit dan aset perbankan.
Selain itu, pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) pada sektor pasar modal juga mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya.
Kepala OJK Solo Eko Yunianto menyampaikan, realisasi kredit perbankan hingga akhir Desember 2022 menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,19 persen (yoy) menjadi sebesar Rp102,71 triliun, aset perbankan juga tumbuh sebesar 3,38 persen (yoy) menjadi sebesar Rp112,64 triliun, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Solo Raya tumbuh sebesar 0,38 persen (yoy) menjadi Rp90,05 triliun.
“Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perbankan didominasi kredit modal kerja yang mencapai 58 persen, diikuti kredit investasi sebesar 21 persen, dan kredit konsumsi sebesar 21 persen,” terangnya kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).
Sedangkan berdasarkan jenis usaha, kredit perbankan didominasi kredit bukan mikro, kecil dan menengah (non UMKM) yang mencapai 56 persen, diikuti kredit mikro sebesar 21 persen, kredit kecil sebesar 14 persen dan kredit menengah sebesar 9 persen.
Sementera itu, industri pasar modal juga tercatat mengalami peningkatan dari jumlah SID di wilayah Solo Raya sebesar 110,23 persen (yoy) menjadi 360.956 investor.
“Peningkatan ini didominasi oleh investor Reksa Dana, diikuti oleh investor Saham dan investor Surat Berharga Negara (SBN),” jelasnya.
Adapun dari sisi perlindungan konsumen, lanjut Eko, sampai dengan Desember 2022, Kantor OJK Solo telah menerima 174 layanan konsumen yang dilakukan secara online melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) dan melalui surat resmi ke OJK Solo.
Dari jumlah layanan tersebut, sebanyak 128 atau 74,8 persen merupakan layanan dari sektor perbankan khususnya terkait restrukturisasi kredit.
“OJK Solo juga menerima 371 layanan walk in yang terdiri dari 284 layanan konsumen dan 87 Layanan SLIK,” tandasnya.
Dalam kesempata itu, OJK Solo mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Solo Raya untuk selalu waspada terhadap modus penipuan online/social engineering (soceng) yang mulai marak di masyarakat.
“Selain menjaga pertumbuhan sektor jasa keuangan agar tetap tumbuh positif, OJK Solo juga berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kepada mahasiswa, pegawai ASN, komunitas dan masyarakat di lingkungan pemerintah kota dan kabupaten di Solo Raya,” tandasnya.