LenteraJateng, SEMARANG – Museum Kota Lama mulai buka untuk umum, mulai Sabtu (5/3/2022). Museum yang menjadi daya tarik baru di Kawasan Kota Lama Semarang telah Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, resmikan pada 9 Februari 2022 lalu.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Semarang Sapto Adi Sugihartono menyatakan, tidak ada pelayanan atau loket tiket masuk di lokasi Museum Kota Lama yang mulai buka untuk umum. Melainkan pengunjung bisa memesan tiket masuk melalui aplikasi Lunpia.
Aplikasi Lunpia yang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang siapkan, bagi pengunjung yang ingin mengunjungi Museum Kota Lama yang sudah mulai buka untuk umum. Meski harus memesan dahulu, tetapi jangan khawatir tiket masuk Museum Kota Lama tidak dikenai tarif alias gratis.
“Tiket yang sudah dipesan melalui aplikasi Lunpia kemudian akan memperoleh barcode untuk nanti scan di titik kumpul yang rencananya berada di Oudetrap, Kota Lama. Pengunjung kemudian akan mendapatkan tiket fisik, sebagai tiket masuk ke dalam Museum,” kata Sapto.
Dengan demikian pengunjung yang belum memesan tiket melalui aplikasi Lunpia tidak bisa langsung masuk ke Museum Kota Lama. Hal ini sebagai bentuk pembatasan, selama masa pandemi Covid-19 sehingga harapannya kasus di Kota Semarang tidak semakin meningkat.
Museum Kota Lama berisi sejarah Kota Semarang mulai dari 1547, kemudian ada visualisasi trem masa lalu. Juga ada stasiun bawah tanah jaman dulu yang kini terpendam di bawah museum.
Dengan teknologi immersif, museum yang terletak di bekas air mancur Bubakan ini akan membawa pengunjung seolah masuk ke dalam dunia simulasi antara dunia nyata dengan digital.
Ketika di dalam museum pengunjung bisa menaiki loko atau trem yang seakan-akan berjalan-jalan menikmati suasana masa lampau. Nantinya pengunjung mendapat pendampingan dari tour guide yang akan menjelaskan tentang apa saja yang ada di dalam museum.
Hendi Ingin Tidak Ada Kerumunan, Museum Kota Lama Mulai Buka
Terkait hal itu, Wali Kota Semarang yang akrab dengan sapaak Hendi berharap, untuk tidak ada kerumunan pengunjung saat museum buka. Sehingga meski antusiasme masyarakat besar untuk mengunjungi museum, ia meminta adanya pengaturan jam kunjungan, sehingga tidak ada penumpukan.
Hendi secara khusus meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang untuk memaksimalkan sistem pemesanan aplikasi secara online. Ia yakin, dengan menerapkan sistem pemesanan kunjugan yang terdata secara online, maka kedatangan pengunjung dapat lebih terkontrol.
“Jadi kalau mau buka harus pastikan barcode aplikasi Peduli Lindungi-nya terpasang. Kemudian tidak ada kerumunan, baik di dalam museum maupun di taman. Dan terakhir, fasilitas pendukung prokesnya harus lengkap,” tutur Hendi.
Editor: Puthut Ami Luhur