LenteraJateng, GROBOGAN – Suasana mendadak riuh saat rangkaian peringatan 155 tahun perjalanan pertama kereta api di Stasiun Tanggung, Grobogan. Para peserta rangkaian peringatan 155 tahun perjalanan pertama kereta api, tiba-tiba menggelar parade fashion show.
Sekitar 180 peserta yang mengikuti Napak Tilas Rute Perjalanan Kereta Api Pertama itu memakai kostum era kolonial. Beberapa berlenggak-lenggok manja di pinggir rel kereta Stasiun Tanggung layaknya supermodel.
Ada yang menggunakan kostum pahlawan, tuan-tuan Belanda era Kolonial, tradisional Jawa, juga Noni Belanda. Mereka bahkan sangat ekspresif ketika diminta berpose bersama.
Edi Junaedi, pensiunan pegawai kereta api itu mencuri perhatian karena menggunakan kostum mirip Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Edi tampil menggunakan jas, peci, dan tempelan tanda jasa di dada sebelah kiri.
Dengan postur tubuh yang tinggi dan gagah, Edi sangat cocok mengenakan kostum Bung Karno lengkap beserta tongkat komandonya.
Mantan kondektur berusia 62 tahun itu mengaku, sangat mengidolakan sosok Presiden pertama RI. Sisi lain, momen napak tilas rute perjalanan pertama ini berlangsung menjelang peringatan kemerdekaan RI, pada 17 Agustus nanti.
“Saya memilih kostum Bung Karno Karena beliau adalah idola saya. Beliau adalah pencetus kemerdekaan Indonesia,” katanya di Stasiun Tanggung, Rabu (10/8/2022).
Ia berharap, kegiatan napak tilas seperti bisa terus dilakukan di Daop 4. Hal ini supaya para karyawan tetap mengenang sejarah perkeretaapian.
“Harapan saya kereta api lebih maju, sukses. Penumpang dan karyawan terus sejahtera,” tambahnya.
Kostum Jadul Jadi Daya Tarik, Mendadak Riuh Fashion Show di Stasiun Tanggung Grobogan
Humas KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro mengatakan, fashion show ini tanpa rencana. Ia memanfaatkan momen di mana hampir seluruh peserta yang mengenakan pakaian ‘Tempo Doeloe’, sehingga menjadi daya tarik Napak Tilas Rute Perjalanan Kereta Api ke-155 tahun.
“Gelaran fashion show dari kami memang mendadak. Kostumnya sesuai dengan konsep yang kami usung, tema jadul tahun 1800-an,” kata Kris.
Stasiun Tanggung yang termasuk tertua di Indonesia ini, ia berharap bisa menjadi nilai tambah dan daya tarik di masyarakat. Apalagi, kegiatan peringatan 155 tahun perjalanan kereta pertama ini cukup ramai di sosial media.
Terkait kegiatan serupa ke depan, Kris mengaku kemungkinannya selalu ada. Apalagi, Stasiun Tanggung adalah stasiun yang sangat bersejarah bagi Daop 4.
Bahkan, masih ada jalur non operasional yang cukup banyak yang dulu aktif sebagai jalur kereta api. Seperti Semarang – Purwodadi, Demak, Lasem, Tayu hingga Jepara.
“Nanti kalau ketemu tanggalnya, kami kulik lagi untuk bisa melakukan kegiatan serupa,” tuturnya.