LenteraJateng, Magetan – Mahasiswa UNS (Universitas Sebelas Maret Surakarta) ajak warga olah sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos di Kelurahan Kraton Maospati Magetan. Mereka yang sedang KKN di lokasi tersebut mengajak masyarakat sekitar, membuat pupuk kompos mendasari dari kondisi lingkungan sekitar.
Menurut Anggota KKN Kelompok 41 Rahmatdi, pertama, warga Kraton masih menggunakan pupuk kimia bagi tanaman. Yang kedua, Warga Kraton mengatasi persoalan sampah, masih dengan cara membakar atau membuang begitu saja di sekitar lokasi wisata Kraton Square.
Fakta lainnya, warga setempat pernah ada program pemilahan sampah dari Tim Penggerak PKK tetapi tidak berlanjut. Faktor yang membuat tidak berlanjut program tersebut, kurang menarik cara edukasi dari pengelola Bank Sampah.
Menurut Rahmatdi, di lingkungan Kraton tersebut sudah ada penerapan pemilahan sampah organic dan anorganik tetapi hanya sebatas pengadaan saja. Bahkan, sudah terbentuk Kader Bank Sampah dari Tim Penggerak PKK. Persoalannya masyarakat tidak memiliki ketertarikan dan tidak ada implementasi terhadap seluruh pelatihan dan sosialisasi pengelolaan sampah.
“Kami melakukan sosialisasi yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, mulai dari tata cara mengelola sampah hingga pembuatan pupuk kompos,” kata Rahmatdi.
Kemudian lanjutnya, cara memilah sampah dan pembuatan pupuk kompos dengan memberikan teori secara langsung dan memperlihatkan kepada masyarakat, video pembuatan pupuk kompos dengan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.
Lurah Kraton: Kegiatan Mahasiswa UNS Ajak Warga Olah Sampah Sangat Mengedukasi
Lurah Kraton Agus Heru Maryanto SE mengatakan, dengan adanya program ini sangat mengedukasi warga untuk beralih penggunaan dari pupuk kimia menjadi pupuk kompos organic. Selain itu, di kantor kelurahan juga terdapat komposter, namun tidak dimaksimalkan oleh warga.
“Semoga melalui sosialisasi pengelolaan sampah dari mahasiswa UNS, kami menjadi termotivasi kembali untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi bahan kerajinan atau sejenisnya,” tuturnya.
Selain edukasi, mahasiswa juga menyediakan sepasang bak sampah organik dan anorganik sebagai bentuk edukasi dari implementasi sosialisasi pemilahan sampah. Juga dengan adanya sosialisasi penempelan stiker di 20 tempat sampah, yang berisi edukasi, sampah organic, daur ulang, B3 dan residu.
Editor: Puthut Ami Luhur