LENTERAJATENG, SEMARANG – Kota Semarang masih punya pekerjaan rumah (PR) soal pembangunan infrastruktur di tahun 2023. Terutama soal drainase, banjir dan rob.
Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan, yang masih menjadi PR untuk dilanjutkan tahun 2023 adalah masalah saluran.
Kemudian soal kondisi di wilayah Tambaklorok dan Pedurungan yang sering terjadi rob. Hal ini mengingat kondisi alam dan sarana infrastuktur rendam, berdampak pada stunting dan kemiskinan.
“Namun, akan berkurang dampak rob dengan adanya site pile yang sudah lelang November lalu, dan akan dikerjakan pada Januari 2023,” lanjutnya.
Ia berharap, site pile bisa rampung sebelum satu tahun.
Selain itu, banjir di kawasan pesisir Semarang, masih terkendala pengelolaan air dan jumlah pompa yang tersedia.
“Memang ada kendala misalnya di Kali tenggang memerlukan 12 pompa, baru ada 6 pompa, perlu juga normalisasi kali Tenggang, lalu kali Sringin ada 5 pompa baru 4 yang berjalan,” terangnya.
Di sisi lain, untuk pembangunan kawasan perkataan dan titik keramaian, Pemkot Semarang menggandeng pihak swasta.
“Kalau masalah titik keramaian dan pembangunan, kami kolaborasi dengan pemerintah pusat, dan merangkul pihak swasta dalam pembangunan kota. Prinsipnya kami meneruskan visi misi, Hendi – Ita, tinggal disesuaikan, karena program pembangunan sudah berjalan,” paparnya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyu Liluk Winarto menambahkan, pihaknya dari sisi pengawasan harusnya semua program pembangunan sudah tercapai sesuai target yang direncanakan. Meski masih ada sedikit pekerjaan rumah dalam mengurangi dampak rob, dan banjir.
“Kalau terkait penganggaran anggaran APBD kota Semarang hampir semuanya terserap, dan menyasar masyarakat. Dari kami pada prinsipnya mitra pemerintah kota semarang dalam mendukung fungsi pengawasan, penganggaran dan pembuatan perda,” tandasnya.
Masukan Pengamat, Kota Semarang Masih Punya PR
Sementara itu, Pengamat Pemerintahan Undip Semarang, Teguh Yuwono menyampaikan, Pemkot Semarang telah mencapai semua program pembangunan selama tahun 2022. Pembangunan ini dirasa cukup merata di masyarakat.
“Menurut daya, tidak harus terkait fisik saja, karena kalau rob adalah faktor alam. Namun, lebih didorong untuk konsentrasi peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat,” kata Teguh.
Ia mengingatkan kepada Pemkot Semarang untuk melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Karena indikator keberhasilan atau kemajuan kota berkaitan dengan indeks pembangunan manusia (IPM).
“Sekarang Kota Semarang di nomor dua. Di bawah Kota Salatiga yang dari urusan kesehatan, ekonomi dan urusan inovasi ekonomi lebih mudah untuk dikondisikan,” pungkas Teguh.