LENTERAJATENG, SEMARANG – Universitas Diponegoro (Undip) meresmikan Dermaga dan Mangrove Education Center (MEC) di Tugurejo, Tugu, Kota Semarang. Peresmian ini, merupakan puncak kontribusi nyata dari Mahasiswa KKN Tim 34 Undip dalam mendukung pengembangan ekowisata berbasis lingkungan di wilayah pesisir.
Melalui Program Iptek Bagi Desa Unggulan (IDBU), Kolaborasi Undip dan Tugurejo, menghadirkan dermaga baru dengan struktur yang lebih kokoh dan area yang luas. Memungkinkan penampungan lebih banyak perahu wisata, sekaligus meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung.
Dermaga ini, juga menjadi akses vital bagi aktvitas bongkar muat nelayan serta mobilitas warga menuju tambak. Sebagai pelengkap, Mangrove Education Center (MEC) dibangun di atas lahan seluas 200 meter persegi.
Area ini, dilengkapi fasilitas pembibitan mangrove dan papan informasi edukatif yang menjelaskan jenis-jenis mangrove di kawasan pesisir utara Semarang. MEC dirancang sebagai pusat pembelajaran lingkungan sekaligus pendukung rehabilitasi ekosistem mangrove, yang menjadikan kawasan Tugurejo sebagai prototipe eco-edutourism berbasis masyarakat.
KKN TIM 34 Undip juga mengimplementasikan program-program pemberdayaan masyarakat, yang menyentuh lima wilayah RW di Kelurahan Tugurejo. Masing-masing, disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan lokal.
Untuk RW 01, program menyasar penguatan UMKM, edukasi pengelolaan sampah rumah tangga, penyuluhan pencegahan pernikahan dini, hingga pelestarian budaya melalui booklet dan QR Code. Sedangkan di RW 02, fokus pada peningkatan kapasitas ekonomi dan kesadaran lingkungan.
Kegiatan meliputi pelatihan digitalisasi usaha berbasis media sosial, pendampingan legalitas usaha (NIB), serta edukasi pengelolaan sampah organik dan pembuatan pupuk cair. Fasilitas edukatif seperti poster dan tong sampah disediakan untuk membentuk kebiasaan ramah lingkungan di masyarakat.
Isu ketahanan pangan menjadi fokus RW 03, yang memanfaatkan lahan sempit dengan budidaya ikan dan sayur dalam ember. Program ini memberikan pelatihan teknis, sekaligus menanamkan nilai kemandirian pangan dan kepedulian terhadap lingkungan secara langsung kepada warga.
Sementara di wilayah RW 04, menyasar bidang ekonomi kreatif, kesejahteraan psikologis, dan inovasi lingkungan. Kegiatan meliputi pelatihan pembuatan akun marketplace, desain promosi usaha, sesi konseling stres bagi ibu bekerja, serta pelatihan pengolahan limbah menjadi produk bernilai ekonomis seperti sabun dan lilin dari daun mangrove.
Terakhir di RW 05, menitikberatkan penguatan UMKM dan inovasi pertanian rumah tangga. Pelaku usaha diberi pendampingan terkait pola pikir berkembang (growth mindset), legalitas usaha, serta dilibatkan dalam penyelenggaraan bazar UMKM. Di sisi lingkungan, limbah galon plastik dimanfaatkan untuk budidaya ikan dan hidroponik, menghadirkan solusi pertanian ramah lingkungan yang aplikatif.
Seluruh rangkaian program tersebut berpuncak pada seremoni peresmian yang menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah kelurahan, dan masyarakat setempat. Ketua Tim IDBU Undip Milcha Fakhria menyampaikan, apresiasi atas dukungan dan keterbukaan masyarakat Tugurejo selama mahasiswa menjalankan program.
“Kami harap Mangrove Education Center ini dapat menjadi sarana edukatif yang berkelanjutan bagi masyarakat, sekaligus mendukung potensi ecotourism yang dimiliki Tugurejo,” katanya.
Lurah Tugurejo Munjaenah SE menyampaikan, apresiasi terhadap kontribusi nyata mahasiswa UNDIP dalam mendukung pengembangan potensi desa. Ia berharap, keberadaan Mangrove Education Center (MEC) dan dermaga yang telah dibangun dapat dimanfaatkan secara aktif dan dirawat bersama oleh masyarakat demi keberlanjutan manfaat bagi generasi mendatang.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tugurejo Topo menegaskan, sinergi antara mahasiswa, Pokdarwis, dan warga menjadi kunci utama kesuksesan program. Kolaborasi lintas elemen inilah, yang menjadikan pembangunan dermaga dan MEC bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan fondasi kuat untuk transformasi desa berbasis ekowisata.
Tugurejo merupakan daerah binaan Undip, kegiatan tersebut tidak hanya menjadi penutup masa pengabdian KKN Tim 34 yang berlangsung selama dua bulan tapi juga menjadi tonggak awal penggembangan kelurahan tersebut sebagai desa wisata ekologi.
Melalui rangkaian program ini, Undip menunjukkan komitmen kuat dalam mengintegrasikan pendidikan, pengabdian, dan pembangunan masyarakat. Sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah kelurahan, komunitas lokal, dan kelompok sadar wisata menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan ekowisata yang tidak hanya berdaya guna, tetapi juga berdampak luas bagi masa depan kawasan pesisir Indonesia.