LENTERAJATENG, SEMARANG – Kasus demam berdarah dengue (DBD) tercatat terus meningkat di Kota Semarang sejak tahun 2020. Sepanjang tahun 2022 saja, tercatat 857 DBD terjadi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moch Abdul Hakam merinci, dari ratusan pasien tersebut, 30 di antaranya meninggal dunia. Adapun rinciannya terdiri dari 18 laki-laki dan 12 perempuan.
“Kasus naiknya cepat sekali dari 2020, 2021, 2022, kita sampai sekarang masih mencoba cari strategi bagaimana menekan DBD. Karena mau di bilang demam berdarah atau sebagainya virusnya memang dari nyamuk itu,” kata dia saat ditemui di Kantor DKK Semarang, Selasa (10/1/2023).
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya menyusun sejumlah strategi yang akan mulai ia lakukan.
“Strategi pertama yaitu memperbaiki lingkungan. Seperti mengelola sampah dan menguras air agar tidak tumbuh jentik-jentik nyamuk,” ujarnya.
Hakam melanjutkan, belakangan ini, banjir yang melanda di beberapa wilayah di Semarang membuat nyamuk semakin mudah berkembang biak. Karena banjir banyak yang menimbun air, penimbunan air itu jadi sarang nyamuk.
“Sebab jika lingkungan diabaikan bisa jadi sumber nyamuk, karena nyamuk suka dengan lembab, semakin lembab nyamuk semakin suka. Saat nyamuk bertelur jumlahnya pun langsung banyak bisa sampai 300 telur, makanya mencoba belajar untuk mengendalikan nyamuk,” bebernya.
Kedua, yakni bagi orang dewasa yang mempunyai penyakit komorbid, pihaknya menghimbau untuk selalu diperhatikan. Penyakit tersebut seperti penyakit diabetes, hipertensi, dan sebagainya.
Terakhir ia juga menghimbau untuk memperkuat imun agar terhindar dari infeksi virus DBD.
Wolbachia Belum Bisa Berjalan, Kasus DBD di Kota Semarang Terus Meningkat
Mengenai projek nyamuk wolbachia yang telah digarap akhir tahun lalu, sampai sekarang Hakam mengaku belum bisa berjalan. Sehingga ia berharap bisa segera mungkin digunakan, karena dengan adanya projek tersebut bisa menekan kasus DBD.
“Sampai sekarang nyamuk projek wolbachia belum bisa digunakan, kita masih menunggu pusat, harapanya kalau 2023 wolbachia sudah bisa digunakan, paling tidak nanti bisa menurunkan DBDB karena dari nyamuk sudah bisa kita kendalikan,” tutup Hakam.