LenteraJateng, SEMARANG – Nama Heri Pudyatmoko tidak asing bagi pecinta tanaman hias di Jateng, Wakil Ketua DPRD Jateng tersebut jatuh cinta dengan tanaman hias. Heri selama ini memang suka mengoleksi dan membudi dayakan tanaman hias, khususnya jenis Aglonema dan jenis lainnya.
Beberapa kali, politisi Partai Gerindra itu juga mengikuti pameran tanaman hias di beberapa daerah. Saking jatuh cintanya, ia tidak sungkan-sungkan untuk belajar dan menimba ilmu dari pakar tanaman hias di Indonesia.
Tempatnya mukim di Bukit Cendana Sambiroto, Tembalang Kota Semarang, Heri mempunyai lahan khusus sekitar 800 meter untuk menempatkan berbagai koleksi tanaman hiasnya. Sela-sela kegiatannya sebagai wakil rakyat di Jateng, Heri masih menyempatkan untuk merawat semua koleksi tanaman hiasnya dan juga membudidayakan.
“Mengisi waktu sekaligus sebagai hiburan melepas penat,” kata Heri Pudyatmoko.
Ia Sebut Bisa Membantu Ekonomi Keluarga
Ia mengaku, sejak lama menyukai tanaman hias, khususnya jenis Aglonema, Philodendrom, Aanthorium dan Caladium (keladi). Selain mengoleksi Heri juga membudidayakan, untuk jenis Keladi dan Anthorium.
Heri Londo sapaan akrab pria itu, banyak menghabislan waktu di lahan yang ia sebut sebagai kebun. Mulai dari meracik pupuk, menyemai, menyiram, maupun membudidayakan tanaman-tanaman hiasnya.
“Alat-alatnya ada semua. Kalau menyebut sebagai hobi atau koleksi juga bisa, bisnis juga bisa,” tambah pria yang menyebut potensi bisnis tanaman hias bisa membantu ekonomi keluarga.
Menurutnya, harga beberapa tanaman hias di pasaran masih terhitung tinggi. Harganya masih kata Heri, bisa mencapai jutaan rupiah.
Misalnya, Aglonema Golden Hope, sangat tinggi harganya dan kolektor tanaman hias banyak yang mencari. Ia melanjutkan, beberapa waktu lalu ada yang laku sampai Rp 15 juta hanya untuk lima lembar daun.
Bapak tiga anak itu menyebut, Aglonema Golden Hope memiliki ciri khas daun yang bentuknya khas, warnanya perpaduan kuning, hijau, dan merah. Harganya mencapai puluhan juta rupiah dan ia menangkapnya sebagai peluang bisnis. Khususnya untuk mengajari anak-anaknya mengelola bisnis dengan kemandirian.
Menurutnya kecintaannya pada tanaman hias, khususnya jenis Aglonema sudah sejak beberapa waktu lalu, sebelum tren tanaman hias populer. Menurutnya, jenis ini merupakan salah satu tanaman hias yang mudah membudidayakan. Tanaman ini saat ini juga banyak memburunya karena keunikan dan corak warna yang indah.
“Beberapa tahun belakangan, aglonema pun kian naik daun. Bahkan tak sedikit orang rela merogoh saku dalam demi bisa mengoleksi aglonema,” katanya.
Juga Gemar Budi Daya Ayam Ras, Selain Heri Pudyatmoko Jatuh Cinta dengan Tanaman Hias
Tak hanya tanaman hias, pria kelahiran Grobogan 19 Februari 1966 ini juga sedang menggeluti budi daya ayam ras, khususnya ayam petarung. Meski tak untuk judi sabung ayam, Heri juga sangat gemar menekuni budi daya ayam ras karena hobi.
“Saya lebih memilih untuk menjadi breeder, yang berusaha menyilangkan beberapa jenis ayam aduan untuk menciptakan spesifikasi yang diinginkan,” papar sekretaris PA GMNI Jawa Tengah ini.
Tak tanggung-tanggung, Heri kerap mendatangkan ayam ras dari Thailand untuk ambisinya “menciptakan” jenis ayam tertentu sesuai spesifikasi yang diinginkan. Dia juga aktif berkonsultasi dengan para peternak lain di seluruh Indonesia, untuk menambah wawasannya tentang dunia peternak ayam aduan.
“Tapi untuk keseriusan, soul saya memang lebih suka ke tanaman hias. Meski ternak ayam juga sangat saya seriusi. Ini untuk bekal saya jika nanti sudah tidak aktif lagi di dunia politik. Saya ingin menjadi peternak dan budi daya tanaman hias, sambil menikmati hari tua sebagai politikus,” katanya.
Terkait harapan, Heri Pudyatmoko berharap anggota dewan lainnya agar bisa memberi contoh bagi lingkungan sekitarnya, untuk lebih kreatif dalam upaya memanfaatkan pekarangan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Tujuannya agar bisa menjaga lingkungan dari polusi udara, menjaga keindahan alam sekitar, dan bisa dikembangkan untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga.
“Setidaknya memberikan contoh yang baik bagi masyarakat sekitarnya. Lebih baik lagi bisa memberikan edukasi ke masyarakat sekitar tempat tinggalnya, tentang pentingnya menjaga ekosistem alam, dan lebih menyadari tentang lingkungan hidup. Menanam bukan untuk kita saja, tapi juga untuk generasi penerus nantinya,” tuturnya.