LenteraJateng, SEMARANG – Harga bahan pokok stabil, memengaruhi penurunan angka kemiskinan pada 2021 lalu. Saat ini, angka kemiskinan 9,71 persen, sedangkan di tahun 2020 adalah sebesar 10,19 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyatakan, fenomena sosial ekonomi kemiskinan pada September 2021 mengalami perbaikan. Hal itu menunjukkan adanya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
“Ini karena harga bahan pokok bisa stabil. Karena jika kebutuhan pokok yang dikonsumsi masyarakat miskin bisa tetap stabil, angka kemiskinan bisa terus ditekan,” kata Margo dalam konferensi pers secara virtual, Senin (17/1/2022) lalu.
Ia berharap, kestabilan harga dapat terus bertahan. pada periode itu penurunan harga terjadi pada beras, gula, cabai, daging ayam dan telur. Sedangkan kenaikan signifikan terjadi pada komoditas minyak goreng.
“Upaya perbaikan ekonomi cukup terasa, karena itu ada penurunan angka kemiskinan. Meski sebelum pandemi angka kemiskinan masih lebih rendah dari ini,” tuturnya.
Kendati demikian, angka kemiskinan desa lebih tinggi daripada di kota. Hal tersebut melihat dari data BPS untuk tahun 2021 yang menunjukan kemiskinan di perkotaan menunjukan besaran 7,60 persen sedangkan di pedesaan sebesar 12,53 persen.
“Sebenarnya, penurunan angka kemiskinan di pedesaan bisa lebih cepat selama pemerintah membangun dari daerah pinggiran atau sektor pertanian,” tambahnya.
Margo melanjutkan, jika bisa menjaga tren penurunan angka kemiskinan maka kesenjangan akan semakin mengecil.
Data tersebut berdasarkan hasil Survey Ekonomi Nasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret dan September 2021.
Editor : Puthut Ami Luhur