LENTERAJATENG, SEMARANG – Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam menghimbau, agar warga mewaspadai Cacar Air. Hakam, sapaan akrab pria itu menyatakan, kasus terbanyak terjadi pada Agustus sampai dengan Desember 2023.
Rata-rata yang tertular penyakit yang dibawa virus Varicella-zoster, adalah anak-anak. Penularan penyakit ini, melalui kontak udara dan kulit.
“Timbul saat musim kemarau dan saat peralihan ke musim hujan, virus yang ada di udara bisa bertahan lebih lama sehungga jika menempel pada kulit bisa menyebabkan cacar air. Jika masuk ke saluran pernafasan menjadi ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas),” kata Hakam.
Meskipun rata-rata kasus pada anak namun orang dewasa juga ada beberapa yang menderita cacar air namun biasanya jenis lain yakni Herpes zoster atau dompo.
“Varisela ini disebabkan virus biasanya menyerang anak-anak kalau dewasa biasanya herpes zoster atau dompo,” jelasnya.
Hakam menjelaskan karena penularannya cukup cepat, jika satu orang terpapar cacar air dalam satu rumah maka bisa menularkan ke anggota keluarga lainnya didalam satu rumah yang sama. Namun jika pernah terpapar cacar air maka akan punya kekebalan tubuh lebih tinggi.
Cacar air berbeda dengan cacar monyet atau monkey pox, bahkan perbedaannya sangat berbeda jauh. Cacar monyet dikatakan Hakam sering ditularkan melalui aktivitas seksual.
Selain itu, penderita cacar monyet juga akan mengalami demam, ada bintik-bintik keruh yang didalamnya ada nanahnya hingga pembesaran kelenjar limfe di leher hingga ketiak, sedangkan cacar tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
” Jelas beda, Kalau cacar air tidak ada pembesaran kelenjar limfe,” tambahnya. (IDI)