LENTERAJATENG, SEMARANG – Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang akan awasi jajanan pelajar yang dijual di luar dan di dalam sekolah. Caranya dengan mobil laboratorium, sebagai bagian dari program Mata Dewa (Pemantauan Kualitas Pangan dengan Melibatkan Elemen untuk Warga Kota Semarang).
Kepala Dishanpan Kota Semarang Bambang Pramusinto mengatakan, program Mata Dewa untuk mengontrol jajanan yang dijual di luar sekolah agar tidak membahayakan siswa. Menurutnya, konsumsi makanan harus dipantau sejak dini, agar anak-anak tidak tercemar bahan berbahaya dalam tubuhnya.
“Kasihan kalau sering makan mengandung perwarna tekstil, formalin, lama-lama SMP bisa sakit-sakitan. Padahal, mereka generasi penerus,” kata Bambang dalam keterangan Rabu 14 Juni 2023.
Tak hanya makanan yang dijual di kantin sekolah, Dishanpan juga mengecek keamanan makanan yang dijual di luar sekolah.
Pihaknya melibatkan sejumlah pihak antara lain pemangku wilayah setempat, Satpol PP, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan stakeholder lainnya agar menyadari bahwa keamanan pangan menjadi tanggungjawab bersama.
Jika ditemukan makanan mengandung bahan berbahaya, pemangku wilayah setempat bisa melakukan edukasi secara terus menerus agar pedagang bersangkutan bisa mencari distribusi makanan yang aman.
“Harapan kami Lurah, Babinsa, Bhabin kamtimbas, kepala sekolah dan lainnya ikut betanggungjawab terhadap kualitas makanan. Setelah ikut mata dewa, ada temuan, besoknya kalau jalan sambil mengingatkan pedagang jajanan,” tuturnya.
Bambang menyatakan, pengawasan dengan program Mata Dewa dinilai efektif. Dengan hadirnya mobil laboratorium, di mana langsung bisa melakukan pengujian sampel dan stakeholder bisa langsung mengetahui hasilnya dan bisa menjadi bahan edukasi.
“Kami juga ada detektif pangan, merekrut siswa menjadi seperti dokter kecil. Kalau ada makanan yang mencurigakan bisa lapor ke guru, dan kami akan datang untuk mengecek,” tuturnya.
Tak hanya sekolah, program Mata Dewa juga menyasar pasar-pasar tradisional untuk memastikan kualitas pangan di Kota Semarang. Mobil laboratorium milik Dishanpan tersebut, berkeliling ke berbagai tempat.
Saat ini, Dishanpan sedang menyasar dua sekolah yaitu SDN Rejosari 01 dan SDN Rejosari 02.
Analis Pangan Dishanpan M Taufik Hariyadi menyampaikan, ada 19 sampel yang diambil di SDN Rejosari 01 dan 7 sampel dari SDN Rejosari 02. Hasilnya, tidak ada jajanan yang menandung bahan berbahaya.
“Tadi hasilnya negatif semua. Yang kami periksa ada sosis, nugget, tahu, bakso, mie, bumbu-bumbuan, pempek, kerupuk, selai, semua aman,” tuturnya.
Kepala Sekolah SDN Rejosari 02 Christina Purwanti menyampaikan, akan selalu berkoodinasi dengan pihak kantin untuk menyediakan jajanan yang sehat, makanan yang berpengawet juga sangat dibatasi.
“Kami sekolah adiwiyata. Makanya, dari segi makanan juga kami jaga dan pantau,” tambahnya.(ADI)