LenteraJateng, SEMARANG – Seorang anak Dinas Prasetya Anugerah (15) temukan mayat di saluran air di Jalan Sriwijaya saat cari cacing. Awalnya ia mengira, mayat laki-laki dalam posisi tertelungkup tersebut sebagai boneka.
Ia kemudian melaporkan hal tersebut ke petugas keamanan di Perpustakaan Daerah Jateng, yang berada tidak jauh dari lokasi penemuan.
Dwi Agus Fitrianto mengaku, seorang anak Dimas temukan mayat di saluran air saat cari cacing. Laporan dari bocah belasan tahun
mendatangi dan mengabarkan ada mayat di saluran air tepat di depan tempatnya bekerja. Ia pun kemudian meneruskan laporan tersebut ke Polsek Candisari.
Polsek Candisari yang menerima laporan kemudian mendatangi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Jenazah laki-laki tersebut adalah, Hendro Margoraharjo (63) warga Wonotingal Candisari, Kota Semarang.
Dari hasil pemeriksaan polisi, terdapat dua luka pada bagian kepala korban. Tetapi, pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebabnya.
“Apakah itu luka akibat benda tumpul maupun tajam masih melakukan pendalaman,” kata Kapolsek Candisari Iptu Handri Kristanto kepada wartawan, Kamis (11/8/2022).
Ia menduga, luka pada korban itu karena benturan akibat jatuh dari bahu jalan. “Bisa jadi benturan,” tambahnya.
Pihak kepolisian akan meminta Pemerintah Kota Semarang, guna penyidikan lebih lanjut mengenai penemuan jenazah tersebut.
Sementara Kasatlantas Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Sigit mengkonfirmasikan, adanya dugaan mayat merupakan korban kecelakaan lalu lintas.
“Masih penyelidikan. Masih mencari saksi. Besok saya informasikan,” kata Sigit.
Sigit tidak merinci lebih jauh, apakah jenazah tersebut korban tabrak lari. Ia kembali menegaskan, saat ini masih meelakukan pendalaman.
“Belum masih kami dalami,” tambahnya.
Sementara kakak korban Hendro Sulistio menyebut, jika adiknya memiliki riwayat penyakit jantung. Adiknya itu diakuinya rutin setiap pagi olahraga jalan-jalan.
“Biasanya jalan-jalan, kemudian kembali ke rumah tetapi tadi pagi tidak. Kami sempat mencari dan belum ketemu,” tuturnya.
Setiap hari korban Hendro Margoraharjo berolahraga seorang diri, tidak ada satupun yang menemani, baik teman maupun saudara.