LENTERAJATENG, SOLO – Dosen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Asep Yudha Wirajaya, M.A. mengingatkan tentang pentingnya melakukan penyelamatan naskah kuno.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara memanfaatkan teknologi digital.
Hal itu disampaikan Asep dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Konservasi Naskah di Sumatera Barat belum lama ini.
Bimtek tersebut diselenggarakan oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dengan dukungan Dana Abadi Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menurutnya, langkah-langkah digitalisasi dinilai sangat efektif sebagai upaya penyelamatan naskah kuno.
“Naskah-naskah kuno kerap dipandang sebelah mata, padahal nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam naskah kuno dapat dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi dan informasi. Fungsi naskah kuno antara lain sebagai dokumen bahasa, dokumen sejarah, dan dokumen budaya. Isinya juga sangat beragam, dapat berisi tentang agama, pengobatan, sastra, bahasa, hukum, sosial, politik, dan sebagainya,” jelasnya dalam keterangan yang dikutip, Rabu (25/1/2023).
Filolog UNS tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang menjadi tantangan dalam pelestarian naskah.
Beberapa faktor tersebut yaitu rusaknya naskah karena lapuk termakan usia, minimnya inventarisasi dan digitalisasi naskah kuno, minimnya kajian/riset tentang naskah kuno, terbatasnya jumlah filolog, dan adanya pencurian serta praktik perdagangan naskah, baik dalam maupun luar negeri.
“Terdapat tiga tahap dalam digitalisasi naskah, tahap pertama yaitu membuat versi digital dari manuskrip yang telah ditentukan atau ditemukan. Kemudian, membuat versi e-manuscripts, seperti Keebook, DigiBook, FlipBook, Flip PDF Pro, dan sebagainya. Tahap ketiga yaitu memanfaatkan isi manuskrip untuk kepentingan yang lebih luas,” imbuhnya.
Melalui upaya tersebut, lanjut Asep, diharapkan dapat menyelamatkan khazanah naskah kuno di daerah rawan bencana.
Selain itu, naskah kuno juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan dunia industri kreatif, baik dalam bentuk film animasi, dokumenter, film tari, film dokudrama, teater, batik, dan sebagainya.