Salah satu adegan ritual di film KERAMAT 2 : Caruban Larang. (LenteraJateng/dok)
LENTERAJATENG, SEMARANG – Butuh waktu 13 tahun untuk film KERAMAT berlanjut ke sekuel berikutnya. Film KERAMAT 2 : Caruban Larang kali ini masih mengusung suasana dokumenter.
Sang sutradara, Monty Tiwa menuturkan, film KERAMAT yang rilis di tahun 2009 adalah sebuah proyek eksperimental yang tidak terencana untuk memiliki efek jangka panjang.
“Dan seperti segala sesuatu yang berasal dari sebuah eksperimen, kami sudah siap untuk apapun hasilnya. Berhasil atau tidak, diterima atau ditolak,” kata Monty.
Berangkat dari kesederhanaan tanpa beban, ternyata KERAMAT malah berhasil menyentuh penonton-nya.
Pelan tapi pasti, lanjutnya, jumlah penonton bukan hanya terkumpul dari dalam gedung bioskop.
“Tapi juga dari sudut-sudut warnet, ruang-ruang kelas yang dipakai untuk nobar dan dari bisik-bisik di forum internet yang menyebarkan rekomendasi untuk menonton,”
Kini KERAMAT 2: Caruban Larang hadir 13 tahun tahun setelah rilis film pertamanya. Bukan lagi sebuah eksperimen tapi sebuah kerinduan untuk menciptakan lagi
koneksi kuat kepada semua penonton yang telah mengapresiasi KERAMAT yang pertama.
“Akhir kata bagi saya dan Pak Chand Parwez, KERAMAT 2: Caruban Larang bukan lagi sebuah film untuk dibuat, sebuah eksperimen untuk dicoba. Tapi KERAMAT 2: Caruban Larang adalah sebuah bukti nyata cinta antara pembuat film dan penontonnya. Selamat menonton KERAMAT 2: Caruban Larang. Dimanapun, kapanpun,” pungkasnya.
Kegilaan Monty Tiwa, Butuh Waktu 13 Tahun
Produser film ini, Chand Parwez menambahkan, butuh waktu 13 tahun untuk hadirkan KERAMAT 2: Caruban Larang. Setelah sebelumnya film KERAMAT yang fenomenal ini sukses
menghadirkan kengerian nyata.
“Dari lokasi-lokasi yang benar-benar horor dan keramat dengan konsemp
found footage pertama. Semua ini terjadi karena kegilaan seorang Monty Tiwa,” sebut Parwez.
Kata dia, Monty menyampaikan keinginan untuk membuat film tanpa skenario dalam presentasinya. Kemudian menyambangi tempat-tempat keramat dengan kamera yang dipegangnya.
Tantangan lokasi super berat dan tidak adanya referensi film sejenis ini tentunya bukan hal gampang untuk disetujui hingga lanjut ke realisasi. Namun, ia membaca bahwa Monty punya passion yang luar biasa.
“Seketika kami berjabat tangan, dan berpelukan. Tahun ke tahun perbincangan tentang KERAMAT tiada henti di berbagai forum. Hingga tahun 2018 kami
sepakat sudah waktunya untuk hadirkan sekuelnya,” lanjutnya.
Parwez merasa, ada beban tanggung jawab besar kepada penggemar film pendahulunya. Pihaknya kemudian melakukan restorasi film KERAMAT
kemudian tayang ulang di bioskop yang mendapat sambutan penuh antusias.
“Riset panjang untuk KERAMAT 2: Caruban Larang yang dilakukan oleh Monty terealisasi, dan selesai produksinya di tahun ke-4. Rentang waktu 13 tahun perlu kami antisipasi dengan meningkatkan kreativitas konsep dari pendahulunya sesuai kondisi kekinian. Semua itu untuk hadirkan yang terbaik bagi penonton,” tutup dia.