LENTERAJATENG, SEMARANG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang mengaku telah secara rutin terus tertibkan bus yang masih menaik-turunkan penumpang di luar terminal. Terutama bus-bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP).
Bua tersebut biasanya menaikan dan menurunkan penumpang di dekat agen-agen yang keberadaannya masih beroperasi di tepi jalan raya di Kota Semarang. Misalnya, di agen -agen bus yang ada di ruas Jalan Siliwangi dan Kawasan Terminal Terboyo.
Kepala Dishub Kota Semarang, Endro P Martanto mengatakan, memang fenomena di saat mudik lebaran, masih terlihat adanya agen-agen bus yang masih beroperasi seperti yang berada di ruas Jalan Siliwangi. Sehingga sering bus berhenti untuk naikan dan turunkan penumpang.
Padahal, dari anggota Dishub Kota Semarang secara rutin melakukan penertiban dan juga menghalau bus yang berhenti mau menaikan dan menurunkan penumpang di sana.
“Dan kita arahkan ke Terminal Mangkang. Hanya saja tidak bisa petugas berjaga terus di agen- agen itu. Ini kita cari solusinya fenomena ini karena ada kecenderungan agen bus mencari yang mudahnya, dan disisi lain penumpang juga ingin dari tempat lebih dekat kalau harus ke Terminal Mangkang,” ujarnya, Rabu (3/5/2023).
Salah satunya solusi yang diambil oleh Dishub agar bus tertib masuk ke Terminal resmi, lanjut Endro, apabila dari penertiban yang dilakukan tersebut dan bus masih membandel.
“Beberapa kali melanggar naik dan turunkan penumpang di tempat yang bukan di terminal yang ada, itu nanti kita kirimkan datanya pengusaha otobus (PO) busnya ke kementerian pusat dalam hal ini di Dirjen Perhubungan Darat, untuk menjadi bahan pertimbangan saat perpanjang izin trayeknya atau nantinya juga bisa dicabut izinnya,” tegas Endro.
Dikatakan Endro, memang masih beroperasinya agen-agen bus di tepi jalan raya dan kecenderungan banyak kemunculannya saat lebaran. Sehingga pihaknya terus melakukan penertiban bus agar tidak mengganggu arus lalu lintas pengguna jalan lainnya yang melintas.
“Kalau untuk penertiban bus terus kita lakukan, tapi karena memang keterbatasan dan tidak bisa mengawasi agen-agen bus selama 24 jam,” pungkasnya.