LENTERAJATENG, JAKARTA – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) melakukan penjajakan kerjasama dengan Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI).
Hal itu dilakukan sebagai upaya Bawaslu untuk mendeklarasikan pemilu damai lintas agama.
Anggota Bawaslu Herwyn Malonda mengatakan, pertemuannya itu bertujuan untuk mengajak PGI bersama dengan komponen kelompok agama lain melakukan deklarasi pemilu damai lintas iman.
Dengan demikian diharapkan dapat menangkal politisasi identitas, politisasi SARA (suku; agama; ras; dan antargolongan), serta menangkal hoaks (berita bohong).
“Kami berharap PGI bersama dengan komponen kelompok agama lain (NU, Muhammadiyah, PGI, KWI, Walubi, PHDI dan Matakin) untuk melakukan deklarasi pemilu damai lintas iman’,” tuturnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu (15/2/2023).
Dia pun mengungkapkan, keinginan pertemuan dengan PGI ini bisa dijadikan rujukan bersama untuk menyampaikan kepada para pendeta atau tokoh umat Kristien tentang materi pemilu yang bermartabat.
Apalagi PGI berdasarkan data tahun 2009, lanjutnya, mewadahi 88 gereja seluruh Indonesia.
“Saya pikir PGI yang mewadahi wadah berhimpun gereja – gereja di Indonesia, bisa dijadikan rujukan bersama untuk menyampaikan kepada para pendeta atau tokoh umat Kristiani tentang materi–materi damai, berintegritas, jujur, adil dan bermartabat pada Pemilu Serentak 2024,” harapnya.
Selain itu, mantan Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara tersebut juga mengajak PGI untuk melakukan sosialisasi dalam kegiatan forum warga, dengan mengajak masyarakat menciptakan gerakan pencegahan untuk setiap pelanggaran pemilu serta melakukan penguatan kerja sama dengan PGI untuk membangun literasi digital dan pengawasan Pemilu Serentak Tahun 2024.
Sementara itu Ketua Umum PGI Gumar Gultom menyambut positif ajakan deklrasi pemilu damai lintas agama dari Bawaslu berasama dengan komponen kelompok agama lainnya.
“Saya beserta jajaran PGI menyambut baik ajakan Bawaslu untuk mengajak kami dan seluruh komponen agama lain melakukan deklarasi lintas iman,” ungkapnya.