LENTERAJATENG, SEMARANG – Warga tampak antusias menonton kirab di Kampung Melayu, Jalan Layur, Kota Semarang. Kampung yang terletak di tepi Kali Semarang ini baru saja diresmikan sebagai kampung wisata.
Sejak pagi, anak-anak dan orang dewasa memadati sepanjang jalan. Bahkan, petugas berulang kali mengingatkan warga yang menonton dengan cara memanjat di tiang listrik.
Seperti Dwijaya Samudra (30) yang sejak pagi telah berada di Jalan Layur untuk menonton kirab tersebut. Ia tak menyangka banyak warga lainnya yang antusias menonton.
“Saya menyambut baik adanya Kirab dan Tasyakuran di Kampung Melayu ini. Ramai dan meriah sekali, saya tadi sampai sulit bergerak karena terjebak di tengah,” kata dia, Minggu (15/1/2023).
Menurut Dwijaya, kegiatan kirab di Kampung Melayu harapannya bisa berkelanjutan. Selain dapat menunjukan kearifan lokal, juga turut menggerakkan ekonomi warga setempat.
Rombongan kirab diawali dengan iringan tarian barongsai. Kemudian diikuti arak-arakan gunungan, pemain musik angklung dan warga yang ikut memeriahkan.
Nuansa akulturasi budaya sangat kental terasa mengingat kawasan Kampung Melayu dulunya juga merupakan jalur perdagangan yang melalui Kali Semarang. Kali Semarang dahulunya merupakan jalur kapal dagang dari mancanegara, termasuk bangsa Arab dan China yang masuk ke Semarang.
Perhatian Pemerintah Pusat, Antusias Warga Menonton Kirab Kampung Melayu
Sementara, Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa Kampung Melayu merupakan salah satu kawasan yang mendapat perhatian dari Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR. Karena itulah, pihaknya berharap, hal tersebut akan mampu meningkatkan antusiasme dan kepedulian masyarakat terhadap tata kelola pariwisata di Kampung Melayu.
Perempuan yang akrab disapa Ita itu pun menginginkan supaya eksistensi Kampung Melayu tidak berjalan sendiri tapi harus menjadi satu kesatuan dengan kawasan Semarang lama lainnya yaitu kawasan Kauman, Pecinan, dan Kota Lama. Pihaknya akan menyusun kajian yang dapat mensinkronkan agenda pariwisata di empat kawasan tersebut agar menjadi suatu atraksi kolaborasi.
“Jadi ini masih tahap yang pertama. Selanjutnya akan ada revitalisasi. Kemarin dari ahli-ahli cagar budaya sampai ke ahli-ahli arsitektur menyampaikan kalau tidak menormalisasi tapi restorasi kali Semarang. Sehingga nanti kita kembalikan. Jadi bapak ibu jangan khawatir, Insya Allah tahun depan, kita akan lebih baguskan lagi,” tuturnya.
Apa yang diupayakan Pemerintah kota Semarang tersebut merupakan komitmen untuk mendorong masyarakat bergerak bersama mengupayakan pengembangan potensi wisata di ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Termasuk salah satunya dengan membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kampung Melayu.
“Hari ini adalah hari yang istimewa, di Kampung Melayu ini sudah Darwis atau sadar wisata. Kampung Melayu juga sudah jadi (proyek) revitalisasi yang dibantu oleh Kementerian PUPR. Tidak hanya Kota Lama saja tapi juga Kampung Melayu dan Kauman. Ini merupakan satu kawasan yang mesti dilestarikan,” pungkas Ita.