LENTERAJATENG, SEMARANG – DPRD Kota Semarang memberikan kritik dan dorongan tegas, agar pemerintah kota mengubah pendekatan dalam menata pasar tradisional.
Keberadaan pasar tradisional di Kota Semarang kini, dinilai kian terpinggirkan. Padahal pasar tradisional memiliki potensi besar untuk dihidupkan kembali sebagai pusat interaksi ekonomi, sosial, budaya, sekaligus destinasi wisata kota.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Dini Inayati mengatakan, pentingnya mengintegrasikan pasar sebagai bagian dari ekosistem pariwisata dan ekonomi kota.
Ia mencontohkan, keberhasilan Pasar Klewer di Solo dan Pasar Beringharjo di Yogyakarta yang mampu menjadi destinasi belanja sekaligus mendukung wisata budaya.
“Pasar Beringharjo punya paket wisata yang menyatu dengan kunjungan ke Keraton Yogyakarta. Di Semarang, apakah kita bisa merancang hal serupa. Bisa tidak Pasar Johar dipaketkan dengan wisata Kota Lama,” kata Dini, Selasa (8/7/2025).
Menurut Dini, Kota Lama sudah ramai tapi wisatawan jarang tertarik ke Pasar Johar. Hal ini menjadi PR tersendiri untuk perlu dipikirkan.
Ia juga mengkritisi, penggunaan istilah “pasar tradisional modern” dalam beberapa proyek pembangunan pasar.
Menurutnya, label “modern” tidak seharusnya berhenti pada tampilan fisik, melainkan harus menyentuh aspek fungsional dan pengalaman pengguna.
“Jangan sampai hanya membangun gedung pasar yang modern tapi tidak smart building. Pedagang dan pembelinya tidak mau naik ke lantai dua, apalagi tiga. Tidak ramah pengguna, tidak punya nilai estetika, tidak hemat energi. Ujungnya pasar menjadi sepi pengunjung, seperti yang terjadi di banyak pasar tradisional Kota Semarang,” tuturnya.
Sisi lain, Dini mendorong perlunya perencanaan ulang terhadap revitalisasi pasar tradisional. Ia meminta Pemkot, melakukan optimasi dan rehabilitasi menyeluruh terhadap prosedur pengelolaan pasar tradisional.
“Kami harus punya konsep yang jelas, pasar seperti apa yang ingin diwujudkan agar benar-benar menjadi daya tarik bagi wisatawan,” tuturnya.
Dini menyampaikan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Semarang, khususnya di sektor perdagangan dan jasa.
Dini mengatakan, sektor perdagangan dan jasa harus menjadi motor utama penggerak ekonomi kota.
Ia menekankan, pentingnya menjadikan Kota Semarang lebih menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Yang perlu kami pikirkan bukan hanya jumlah wisatawan yang datang ke Semarang, tapi bagaimana agar mereka tinggal lebih lama di Kota Semarang. Dengan begitu, hotel-hotel akan bergeliat, ekonomi kreatif semakin tumbuh, dan perputaran uang semakin besar,” tuturnya.