LENTERAJATENG, SEMARANG – Warga Tambakrejo protes terkait pompa air di Kali Tenggang yang tidak berfungsi maksimal. Akibatnya, wilayah RW 8 dan 9 masih tergenang air.
Protes warga tersebut dilakukan sejak Senin (3/2/2025) sore di Rumah Pompa Kali Tenggang. Syarifudin, salah satu warga RW 9 menyebut, dari 6 pompa yang ada, hanya 2 yang difungsikan.
“Kami cek kesana itu pompa ada 6, kenapa yang difungsikan hanya 2 gitu lho. Warga kan menanyakan. Dari operator yang menunggu pompa katanya kehabisan bahan bakar minyak (BBM),” kata Syarifudin kepada LenteraJateng, Selasa (4/2/2025).
Tak puas dengan jawaban operator, warga kemudian mendatangi kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana.
“Malamnya kami langsung ke BBWS ketemu dengan pimpinan. Ditemui pimpinan, tanggapannya sama. Kekurangan BBM terkait karena adanya pemangkasan anggaran dari kementerian,” bebernya.
Pihaknya juga mempertanyakan perihal penggunaan pompa yang tidak maksimal. Kendati kedatangan warga yang protes itu tidak memberikan kepastian terkait pompa air Kali Tenggang.
“Katanya yang 4 rusak. Rusak itu untuk perbaikan teknisinya melalui vendor. Artinya kan, harus melalui vendor, harus menunggu. Pertemuan tadi malam juga tidak ada titik temu. Intinya itu tadi, bersikukuh karena ada pemangkasan anggaran, diblokir kementerian,” lanjut Syarifudin.
Ia bersama perwakilan warga lainnya kembali melanjutkan aksi protes sejak pagi. Menurut Syarifudin, mereka menemukan kejanggalan saat mencoba pompa.
“Janggalnya, kok ada 1 yg bisa difungsikan dari 4 yg rusak. Tadi nyala,” ungkapnya.
Terhitung ada 3 pompa yang bisa difungsikan dan 3 pompa di sebelah timur yang juga menyala. 1 pompa milik Pemkot Semarang juga diperbantukan.
Tak lama setelah pompa-pompa tersebut dinyalakan, akses warga yang tadinya tergenang air mulai surut.
“Akhirnya pompa hidup 6, ditambah lagi yang bantuan pompa dari BPBD bisa hidup jadi 7 pompa bisa hidup. Kalau dari kemarin dihidupkan sebetulnya warga tidak akan ramai seperti itu,” tandasnya.